News / Nasional
Minggu, 07 Desember 2025 | 15:47 WIB
Ilustrasi kekerasan di sekolah (Freepik/rawpixel.com)
Baca 10 detik
  • FSGI mencatat 60 kasus kekerasan di satuan pendidikan sepanjang 2025, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya.
  • Kekerasan fisik mendominasi dengan 27 kasus, menyebabkan delapan siswa meninggal dunia rentang usia 8 hingga 17 tahun.
  • Pelaku kekerasan beragam, melibatkan peserta didik (41,67%), guru (25%), serta kepala sekolah (13,33%) di semua jenjang.
  • SD: 18 kasus (30%)
  • SMP: 17 kasus (28,33%)
  • Pondok Pesantren: 8 kasus (13,33%)
  • MTs: 3 kasus (5%)
  • SMA: 6 kasus (10%)
  • SMK: 5 kasus (8,33%)
  • PAUD: 3 kasus (5%)

Pelaku kekerasan juga tidak hanya berasal dari siswa atau guru, melainkan juga orang tua, alumni, hingga orang asing.

Berikut rinciannya:

  • Peserta didik: 25 kasus (41,67%)
  • Guru: 15 kasus (25%)
  • Kepala sekolah: 8 kasus (13,33%)
  • Pimpinan ponpes: 5 kasus (8,33%)
  • Tenaga kependidikan: 3 kasus (5%)
  • Orang tua siswa: 2 kasus (3,33%)
  • Alumni: 1 kasus (1,67%)
  • Orang asing: 1 kasus (1,67%)

Menurut Retno, tingginya angka pelaku dari kalangan siswa disebabkan perilaku kekerasan yang dilakukan secara berkelompok. 

“Biasanya korban sudah sering dibully oleh satu pelaku. Karena korban diam dan tidak melawan, perilaku kekerasan diikuti oleh teman-teman lainnya,” ujarnya.

Load More