- Konferensi FIAN Indonesia pada Desember 2025 mengkritik kebijakan pangan Prabowo-Gibran karena mengabaikan HAM dan konstitusi.
- Dr. Herlambang UGM menyoroti proyek strategis tetap berjalan meski ada krisis ekologi dan penanganan bencana kurang memadai.
- Program Makan Bergizi Gratis dikaitkan dengan represi dan penahanan 959 pemuda pasca demonstrasi kenaikan pajak daerah.
Suara.com - Konferensi Nasional Hak Atas Pangan dan Gizi 2025 yang diselenggarakan FIAN Indonesia pada Selasa (9/12/2025) diwarnai kritik tajam terhadap arah kebijakan pemerintahan Prabowo–Gibran.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Herlambang P. Wiratraman, menilai kebijakan pangan nasional saat ini berjalan beriringan dengan pengabaian terhadap hukum, konstitusi, dan hak asasi manusia (HAM).
Dalam konferensi bertema “Mewujudkan Pemenuhan Hak Atas Pangan di Indonesia dalam Kebijakan Pangan Pemerintahan Prabowo–Gibran”, Herlambang membedah kompleksitas tantangan yang kini dihadapi gerakan masyarakat sipil.
Ia menilai, berbagai proyek strategis pemerintah cenderung tetap berjalan meski menuai kritik luas. Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari relasi kuasa yang memungkinkan segelintir pihak meraih keuntungan besar.
“Dia jalan terus, hukum tidak dipakai, konstitusi tidak dijalankan, hak asasi manusia dianggap tidak penting,” ujar Herlambang.
Dalam kondisi tersebut, Herlambang menegaskan tidak ada strategi tunggal untuk melakukan perlawanan. Namun ia menyerukan agar sisa-sisa kekuatan masyarakat sipil dilipatgandakan guna membangun kesadaran baru, terutama di kalangan anak muda yang masa depannya sedang dipertaruhkan.
Sebagai contoh, Herlambang menyinggung krisis ekologi yang terjadi di Aceh dan sejumlah wilayah di Sumatera. Ia menilai eksploitasi besar-besaran dan praktik deforestasi telah memicu bencana mematikan, namun tidak diiringi dengan penanganan yang serius dari negara.
“Bencananya mematikan dan tidak ada proses penanganan. Anggaran BNPB sangat kecil, seperempat dari tanggung jawab pemerintah yang seharusnya menjadikan ini bencana nasional,” tegasnya.
Ironisnya, di saat ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan rekonstruksi, narasi yang dibangun pemerintah justru berlawanan.
Baca Juga: Jelang Nataru, Mendag Busan Ungkap Kondisi Pasokan Bahan Pokok: Harga Cabai dan Bawang Mahal
“Alih-alih bicara soal penyelamatan, yang terjadi justru membanggakan produk sawit. Ini pukulan telak yang harus dilawan balik,” tambahnya.
Poin krusial lain yang disoroti Herlambang adalah keterkaitan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan meningkatnya represi terhadap masyarakat sipil. Ia menjelaskan, sentralisasi fiskal yang dibutuhkan untuk mendukung program tersebut berdampak pada kenaikan pajak daerah, yang kemudian memicu gelombang protes publik.
Protes tersebut, lanjutnya, terlihat dalam aksi-aksi di Pati serta unjuk rasa besar di Jakarta pada 28–30 Agustus lalu.
“Tidak ada makan siang gratis. Karena sentralisasi fiskal, pajak daerah dinaikkan, protes terjadi, dan menimbulkan banyak korban,” ujarnya.
Herlambang mengungkapkan, hingga saat ini masih terdapat 959 orang yang ditahan di kepolisian pasca-gelombang protes tersebut.
“MBG ada urusannya dengan 959 anak muda yang sedang ditahan. Bagaimana menjelaskan ini? Kita mengawal advokasinya, itulah refleksi bersama kita,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
Terkini
-
Sinyal Kuat PAN: Pilkada Lewat DPRD Opsi Serius, Sebut Demokrasi Langsung Banyak Mudaratnya
-
PAN 'Tolak Halus' Ide Koalisi Permanen: Kami Sudah Tiga Kali Setia dengan Prabowo
-
FIAN Indonesia Nilai Setahun Pemerintahan Prabowo Gibran, Hak Atas Pangan Belum Jadi Prioritas
-
Belum Kering Luka Banjir, Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Aceh Siang Ini
-
Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
-
Korban Dugaan Ilegal Akses Akun Mirae Asset Bertambah, Kerugian Klaim Capai Rp 200 Miliar
-
VP Sekretaris SKK Migas Tewas, Sepeda Melaju 30-40 Km/Jam Sebelum Hantam Bus TransJakarta
-
Bakal Jadi Kado Akhir Tahun? Ketua KPK Buka Suara soal Tersangka Korupsi Kuota Haji
-
Geger Internal PBNU, FKNM NU Turun Gunung: Selesaikan Konflik Lewat Musyawarah
-
Di Negara Ini Koruptor Dihukum Mati, Beda dengan Indonesia