News / Nasional
Kamis, 11 Desember 2025 | 08:22 WIB
Gus Yahya melakukan audiensi dengan Tim Percepatan Reformasi Polri. (Dok. Ist)
Baca 10 detik
  • Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, audiensi dengan Tim Percepatan Reformasi Polri di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (10/12/2025).
  • NU menekankan reformasi Polri harus menyeluruh meliputi kultural, struktural, instrumental, dan paradigma untuk mengembalikan fungsi pengayom.
  • Masukan substantif PBNU mengenai empat pilar reformasi akan diajukan oleh Mahfud MD kepada Presiden Prabowo Subianto.

Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, melakukan audiensi dengan Tim Percepatan Reformasi Polri di Kantor Sekretariat Negara. 

Dalam pertemuan tersebut, pria yang karib disapa Gus Yahya ini menegaskan, jika NU sebagai bagian dari masyarakat sipil memiliki tanggung jawab moral untuk turut memperkuat institusi negara. 

Menurutnya, Reformasi Polri tidak cukup hanya bersifat administratif, tetapi harus dilakukan secara menyeluruh.

“Dibutuhkan pertobatan institusional agar Polri kembali pada khitah sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan masyarakat,” kata Gus Yahya, di Jakarta, Rabu (10/12/2025).

Dalam pertemuan itu, Gus Yahya menyampaikan empat pilar reformasi Kepolisian. Pertama reformasi kultural-spiritual, yaitu transformasi mental dan kultur di tubuh Polri berbasis etika publik dan nilai spiritual. 

Kedua, reformasi struktural dengan penguatan sistem pengawasan yang independen, termasuk peran Kompolnas dan masyarakat sipil.

Ketiga, reformasi instrumental berupa modernisasi pelayanan publik berbasis teknologi serta perbaikan sistem rekrutmen agar melahirkan aparat yang profesional, humanis, dan memahami kemajemukan. 

“Keempat reformasi paradigma yakni pergeseran pendekatan dari kekuasaan menuju pelayanan, dengan mengutamakan dialog dan keadilan restoratif,” jelas Gus Yahya.

Sementara itu, anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri, Mahfud MD mengatakan, masukan yang disampaikan oleh PBNU sangat substantif dan memiliki pondasi filosofis. 

Baca Juga: Upaya Redakan Konflik Internal, Bertemu Gus Yahya jadi Prioritas PBNU Kubu Zulfa?

Mantan Menko Polhukam itu juga menyebut, nantinya usul-usul tersebut akan diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Masukan PBNU sangat substantif, mencakup fondasi filosofis hingga rekomendasi praktis. Ini akan menjadi bahan serius untuk kami ajukan kepada Presiden,” kata Mahfud.

Load More