- Kapolda Jatim mencopot AKBP William Cornelis Tanasale sebagai Kapolres Tuban pada 8 Desember 2025 karena dugaan pemotongan anggaran operasional.
- Pencopotan ini menyoroti krisis kepercayaan publik yang mana 55% publik pernah mengalami pungli dari aparat kepolisian.
- Pengamat menilai masalah ini sistemik, dipicu anggaran rutin besar serta kurangnya pengawasan terhadap PNBP oleh institusi Polri.
Suara.com - SEBUAH surat perintah bernomor Sprin/2611/XII/KEP/2025 tiba di meja Kapolda Jawa Timur Irjen Nanang Avianto pada Senin, 8 Desember 2025. Isinya, bukan sekadar rotasi jabatan biasa. Surat itu adalah lonceng kematian bagi karier AKBP William Cornelis Tanasale di Tuban.
Di dalamnya, tertulis frasa yang menjadi rahasia umum namun jarang terucap, "menekan anggota untuk setoran dalam jumlah besar dan memotong anggaran operasional Polres Tuban."
Dalam sekejap, kursi empuk yang diduduki AKBP William sebagai Kapolres Tuban runtuh. Ia dicopot Polda Jawa Timur untuk menjalani pemeriksaan intensif oleh tim Propam.
Kasus ini tak pelak menjadi sorotan, bukan hanya karena menimpa seorang perwira menengah, tetapi karena ia kembali mengoyak selubung yang menutupi penyakit kronis di tubuh Polri, apa itu? budaya "setoran".
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Jules Abraham Abast, membenarkan pencopotan tersebut, meski memilih diksi yang lebih diplomatis.
"AKBP WT (William Cornelis Tanasale) saat ini sedang menjalani proses pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut oleh Propam terkait informasi yang diterima," kata Jules kepada wartawan, Selasa (9/12/2025).
Namun, surat perintah yang bocor ke publik telah berbicara lebih gamblang, mengungkap dugaan praktik lancung yang terjadi di balik tembok Polres.
Cerminan Krisis Kepercayaan Publik
Kasus yang menjerat AKBP William bukanlah sebuah anomali yang berdiri sendiri. Ia adalah cerminan dari krisis kepercayaan yang lebih luas antara masyarakat dan institusi kepolisian, sebuah sentimen yang terekam jelas dalam data.
Baca Juga: Otto Hasibuan Heran: Masyarakat Benci Polri, Tapi Orang Ramai Rela Bayar Demi Jadi Polisi
Sebuah survei yang dirilis GoodStats pada Juni 2025 melukiskan gambaran suram, di mana sebanyak 55% publik Indonesia mengaku pernah mengalami pengalaman buruk dengan aparat kepolisian.
Dari berbagai keluhan yang dirinci, pungutan liar atau pungli menempati urutan teratas, dialami oleh 55,1% responden.
Praktik inilah yang menjadi hulu dari 'budaya setoran' yang diduga terjadi di Tuban, di mana aparat di lapangan seolah 'didorong' untuk mencari dana tambahan.
Data-data ini mengonfirmasi bahwa apa yang terjadi di Tuban bukanlah sekadar bisik-bisik di internal kepolisian, melainkan gema dari keluhan publik yang nyata dan terukur.
'Ulah Oknum' dalam Sistem yang Memungkinkan
Setiap kali skandal serupa meledak, narasi "ulah oknum" menjadi tameng standar institusi.
Berita Terkait
-
Otto Hasibuan Heran: Masyarakat Benci Polri, Tapi Orang Ramai Rela Bayar Demi Jadi Polisi
-
PBNU Dorong Reformasi Polri Menyeluruh, Gus Yahya Tegaskan Perlunya Pertobatan Institusional
-
Komisi Reformasi Pertimbangkan Usulan Kapolri Dipilih Presiden Tanpa Persetujuan DPR
-
Bareskrim Temukan Alat Berat dan Lahan Ilegal: Kasus Pembalakan Liar di Sumut Naik Penyidikan
-
Mantan Kapolri Da'i Bachtiar Usul Pemilihan Kapolri Tak Perlu Persetujuan DPR
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Pemprov DKI Terbaik dalam Pencegahan Korupsi, Wagub DKI Jakarta Terima Penghargaan dari KPK
-
Ahli Bahasa Sebut Unggahan Laras Faizati Bukan Ajakan Kerusuhan, Ini Analisisnya
-
Mobil MBG Tabrak Siswa SD di Cilincing, DPR Minta Aparat Usut Tuntas
-
Tertunduk Lesu, Momen Perdana Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya Pakai Rompi Oranye Tahanan KPK
-
Cinta Buta Mbah Tarman: Mahar Rp3 Miliar Terbukti Palsu, Kini Resmi Pakai Baju Tahanan
-
Keputusan Menkeu Purbaya Tunda Cukai Minuman Manis Dikritik: Disebut Blunder Berisiko
-
KDM Tegaskan Alih Fungsi Lahan Jadi Dalang Banjir di Bandung
-
Polisi Gelar Olah TKP Kecelakaan Mobil Berstiker BGN yang Tabrak Siswa di SDN Kalibaru
-
Siapa Michael Wishnu Wardhana? Bos Terra Drone, Kini Jadi Tersangka Kebakaran Tewaskan 22 Karyawan
-
Pemprov Sumut Hadirkan Fast Track Young Preneur 2025, 1.700 Pelaku UMKM Didorong Naik Kelas