Suara.com - Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Ardiansyah Parman mengatakan masyarakat Indonesia adalah konsumen sangat sabar ketika menghadapi permasalahhan dengan pelaku usaha.
"Konsumen kita sangat sabar," kata Ardiansyah dalam sosialisasi hasil kajian dan survei opini konsumen di Jakarta, Kamis (6/11/2014).
"Survei menunjukan kalau ada hal-hal yang terjadi bisa saja konsumen kita mengajukan keluhan tetapi dia tidak lakukan, bahkan memaklumi. Boleh jadi konsumen kita belum cerdas," sambung Ardiansyah.
Survei itu sendiri digelar bersama sembilan universitas di lima provinsi (Sumatera Utara, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan). Di setiap provinsi peneliti mewawancarai 400 orang responden.
Tema yang diangkat dalam wawancara adalah tentang pembelian produk, jasa perparkiran, transaksi elektronik, kelangkaan LPG Gas 3 kilogram, keselamatan pengguna kendaraan roda dua, dan tentang layanan jasa penerbangan.
Ia mengatakan dari survei terhadap 2.000 responden tersebut diketahui bahwa konsumen Indonesia masih banyak memlih diam saja ketika menghadapi permasalahan dengan pelaku usaha.
"Pada pengguna jasa kesehatan, berdasarkan survei sebanyak 39,1 persen responden memilih diam saja ketika menghadapi permasalahan dengan pelaku usaha, selebihnya berhutang, melapor polisi, menuntut ke pengadilan, dan melapor ke perlindungan konsumen," katanya.
Perilaku "diam saja" juga ditemukan pada 31,1 persen konsumen produk perawatan tubuh, 28,5 persen konsumen produk makanan dan minuman dalam kemasan, dan pada 27,3 persen konsumen produk perawatan rumah.
Perilaku berbeda ditemukan pada konsumen produk jasa keuangan. Hanya 3,4 persen konsumen jasa keuangan yang akan diam saja jika menghadapi masalah dengan pelaku usaha.
Kecendrungan yang sama juga ditemukan pada konsume produk properti. Hanya 6,3 persen yang membiarkan jika ada masalah dengan produk yang dibeli. Konsumen perparkiran juga demikian, hanya 5,5 persen di antara mereka yang diam saja jika layanan yang diterima tidak beres.
"Ini disebabkan karena mereka yang terlibat dalam sektor ini memiliki pendidikan yang baik dan kebanyakan sadar akan haknya sebagai konsumen," analisis Ardiansyah.
Sementara Koordinator Bidang Pengkajian BPKI Atih Surjati mengatakan dari hasil survei ini, mereka terdorong untuk meningkatkan sosialisasi perlindungan konsumen kepada masyarakat, membangun sikap masyakarakat sehingga menjadi konsumen cerdas, dan mempermudah pengaduan dalam melindungi konsumen.
"Seharusnya kekuatan konsumen dapat mendikte produsen mengenai produk-produk yang layak di pasar. Harapannya konsumen berdaya dan melindungi dirinya," kata Atih. (Antara)
Berita Terkait
-
Skandal Beras Oplosan Bermerek: Tiga Petinggi PT PIM Jadi Tersangka
-
Investigasi KKI: 40% Galon Guna Ulang di Indonesia adalah Ganula yang Lewati Batas Aman Pemakaian
-
Kasus Pengusaha Mama Khas Banjar Viral, DPR Wanti-wanti Polisi Tak Gampang Seret Orang ke Pengadilan
-
Firli Norachim, Pengusaha "Mama Khas Banjar" yang Tutup Gegara UU Perlindungan Konsumen
-
Doktif Ikut Rapat Bahas RUU Perlindungan Konsumen Pakai Topeng, Anggota DPR Protes: Ini Undang Sosok Misterius?
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
BGN Bentuk Tim Sendiri Teliti Keracunan MBG: Apa Betul Keracunan atau Alergi?
-
Lagi, LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan Bank Jadi 3,5 Persen
-
Laba BSI Tumbuh Tinggi, Dua Bisnis Ini Jadi Kontributor Utama
-
Pemda Kaltim Protes Dana Transfer Daerah Dipotong: Kami Penyumbang Penerimaan Negara!
-
Didorong Keputusan The Fed, Harga Emas Antam Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
-
Ekonomi Hari Ini: Asing Borong, Saham CDIA dan BUMI Jadi Idola, USD 1 Tembus Rp 16.600
-
Bea Cukai Siap-siap! Menkeu Purbaya Incar Becuk dan e-Commerce "Sweeping" Rokok Ilegal
-
Akui Bunga Kredit Perbankan Lambat Turun, BI Minta Tolong ke Pemerintah dan Pengusaha
-
RS Azra Percayakan Implementasi Host Bridging System Kepada AdMedika Untuk Percepat Layanan Pasien
-
5 Fakta Krisis Singapura: Harga Sewa Melambung hingga Restoran Tutup