Suara.com - Ekonom Universitas Widya Mandira Kupang Nusa Tenggara Timur, Dr Thomas Ola Langoday mengatakan utang luar negeri Indonesia akan semakin membengkak jika pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Saat ini subsidi untuk sektor energi mencapai Rp330 triliun. Angka itu sangat memberatkan anggaran yang defisit dan untuk menutupnya harus dengan utang," kata Thomas di Kupang, Rabu, (12/12/2014).
Ia menyebutkan Indonesia harus membayar Rp400 triliun untuk membayar utang yang dilakukan sebelumnya.
Bukan cuma itu, menurut Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mandira itu, angka subsidi BBM itu lebih besar daripada subsidi kesehatan dan infrastruktur.
"Setiap tahun negara harus mengeluarkan uang yang lebih besar untuk subsidi BBM, dan lebih sedikit untuk untuk kesehatan dan untuk infrastruktur. Padahal subsidi yang sangat penting seharusnya untuk kesehatan dan infrastruktur," katanya.
Karena itu, katanya tidak ada pilihan lain, kecuali harga BBM dinaikkan dengan besaran yang terlebih dahulu mempertimbangkan banyak aspek, terutama aspek kemampuan dan daya beli masyarakat, ketika kebijakan itu diberlakukan.
Menurut dia, fakta juga menunjukkan bahwa sekitar 70 persen lebih yang menikmati subsidi tersebut kelas menengah atas, karena tidak ketatnya pengawasan, dan mental pelaksana program kompensasi BBM itu belum direvolusi.
Riset terkini perusahaan riset dan penyedia informasi mengenai konsumen, Nielsen, menyebutkan pada kuartal ketiga 2014 ini, perhatian masyarakat yang pertama itu soal kenaikan harga BBM, baru kemudian ekonomi dan politik. Tapi fokus utama konsumen yaitu harga BBM.
Berdasarkan hasil survei, katanya pada kuartal kedua 2014, sekitar 34 persen masyarakat menyatakan kekhawatiran utama mereka adalah keadaan ekonomi. Namun, pada kuartal selanjutnya, sebanyak 28 persen masyarakat mengaku kenaikan harga BBM adalah kekhawatiran terbesar mereka. (Antara)
Berita Terkait
-
Inflasi Indonesia Mulai Mengganas Setelah Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Tapi Menko Airlangga Belum Was-was
-
Pemerintah Didesak Manfaatkan Momentum Krisis BBM untuk Migrasi ke Energi Baru Terbarukan
-
Harga BBM Bersubsidi Naik Ganggu Target Pertumbuhan Ekonomi, Wamenkeu: Kita Berdoa Saja
-
Wamenkeu Sebut Harga BBM Harusnya Sudah Naik Sejak Awal 2022, Bukan Sekarang
-
Survei SMRC: Mayoritas Pemilih Parpol dan Presiden Tak Tahu Harga BBM Disubsidi
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
USS Jakarta 2025 x BRI: Nikmati Belanja Fashion, Sneakers dan Gaya Hidup Urban dengan Promo BRI
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Dapat Tax Holiday, Bahlil Pastikan PT Lotte Chemical Indonesia Perluas Pabrik di Cilegon
-
Menteri UMKM Tuding Bea Cukai sebagai Biang Kerok Lolosnya Pakaian Bekas Impor
-
Menperin Agus Sumringah: Proyek Raksasa Lotte Rp65 Triliun Bakal Selamatkan Keuangan Negara!
-
Cara Daftar Akun SIAPkerja di Kemnaker untuk Ikut Program Magang Bergaji
-
Presiden Prabowo Guyur KAI Rp5 T, Menperin Agus: Angin Segar Industri Nasional!
-
Selain Pabrik Raksasa Lotte, Prabowo Pacu 18 Proyek Hilirisasi Lain: Apa Saja Targetnya?
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
Harga Pupuk Subsidi Turun, Menko Pangan Apresiasi Pupuk Indonesia