Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia masih belum bisa bangkit. Pada sesi penutupan perdagangan pertama, Jumat (21/11/2014), IHSG melemah 4,155 poin atau 0,08 persen ke posisi 5.089,411.
Posisi itu lebih rendah dibandingkan pada sesi pembukaan perdagangan, Jumat pagi yang berada di level 5.091,04.
"IHSG sedang melewati koreksi kecil yang diikuti dengan adanya potensi konsolidasi ringan sebelum bergerak melanjutkan kenaikannya. Indeks BEI masih berada dalam tren 'bullish' hingga akhir tahun," kata Chief Investment Strategist PT Astronacci International, Gema Goeyardi.
Di sisi lain, lanjut dia, masih adanya perdebatan The FED dengan peserta FOMC mengenai pertimbangan kenaikan suku bunga, membawa dampak negatif pada mayoritas pasar saham di kawasan regional yang hampir secara bersamaan mengalami penurunan.
"Meski indeks BEI mengalami koreksi kecil, namun tidak mengubah outlook secara keseluruhan yang masih berpotensi menguat," katanya.
Sementara itu, Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan bahwa memudarnya euforia kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri membuat pasar saham domestik masuk ke dalam area jenuh beli sehingga mendorong indeks BEI bergerak terkoreksi.
"IHSG masuk ke area jenuh beli harian, namun pola kenaikan jangka pendek indeks BEI masih terbentuk," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, masih terbentuknya pola kenaikan maka kondisi itu dapat dijadikan kesempatan bagi pelaku pasar saham untuk tetap melakukan akumulasi saham. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur