Suara.com - Menteri Pertanian Amran Sulaimain memastikan tidak ada kegiatan impor bahan pokok menjelang puasa dan Idul Fitri. Meski itu berguna untuk mengendalikan harga atau untuk mengamankan stok kebutuhan bahan pokok.
Amran beralasan produksi dan pasokan bahan-bahan pokok maasih mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sementara impor sebagai pilihan terakhir.
“Apabila masih bisa dicukupi oleh petani sendiri, ngapain impor. Produksi kita melimpah dan stok kita masih aman, jadi impor itu merupakan pilihan terakhir. Doakan saja ya, kami pantau minimal dua kali sehari,” kata Amran.
Hal itu dikatakan Amran saat melakukan kunjungan kerja ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (8/6/2015).
Menurut Amran, stok pangan, terutama beras, menjelang bulan puasa cukup. Hanya saja dia mengakui ada kenaikan beberapa komoditas bahan pokok belakangan ini terutama menjelang bulan puasa.
Kenaikan itu disebabkan adanya aksi tengkulak dan spekulan yang memanfaatkan momentum puasa untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Selain itu akibat pola distribusi yang salah.
“Kenaikan harga belakangan ini karena adanya aksi tengkulak dan pola distribusi yang buruk. Jadi pemerintah itu untuk mengambil opsi impor tidak berpatokan pada adanya kenaikkan harga. Jadi kita harus saling kerjasama kita cek dulu stoknya bagaimana? Distribusinya lancar atau tidak?” jelasnya.
Pemerintah akan langsung membuka opsi impor di saat ada kenaikkan harga. Namun stok masih tersedia dan tanpa melihat kondisi panen dalam negeri. Maka hal ini akan merugikan petani yang hasil panennya akan terhimpit oleh produk impor.
"Kalau impor, konsenkuensinya petani kita kesulitan untuk produksi. Itu menyusahkan petani. Impor akan jadi pilihan tarakhir. Semangat saya dengan Pak Mendag sama," tegasnya.
Selain itu, Amran berjanji akan segera memperbaiki pola distribusi yang salah selama ini dan mengakibatkan kenaikan harga beberapa kebutuhan bahan pokok belakangan ini. Amran menyakini dengan perbaikan pola distribusi maka harga kebutuhan bahan pokok akan stabil selama bulan Ramadhan dan Lebaran.
“Saya menduga kenaikan harga ini karena pola distribusi yang salah. Kita akan mengecek dan segera memperbaikinya agar harga menjadi stabil. Karena kalau barang langka di pasar, maka harga akan melambung, jadi kita harus liat distribusinya ada penumpukan atau tidak. Saya yakin dengan cara-cara ini kita tidak perlu melakukan impor,” pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya
-
Siap Perang Lawan Mafia Impor Pakaian Ilegal, Menkeu Purbaya: Saya Rugi Kalau Musnahin Doang!
-
Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
-
Alasan IHSG Rontok Hampir 2 Persen pada Perdagangan Hari Ini
-
Tingkatkan Kompetensi SDM Muda, Brantas Abipraya & Kemnaker Jaring 32 Lulusan Terbaik se-Indonesia
-
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 37,7 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
5 Opsi Leasing untuk Cicilan Mobil Baru dan Bekas, Bunga Rendah
-
LPKR Manfaatkan Momentum Tumbuhnya Sektor Properti untuk Cari Pundi-pundi Cuan
-
Intip Strategi PIS Kembangkan SDM di Sektor Migas dan Perkapalan