Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kondisi perekonomian Indonesia saat ini terbilang masih jauh dari krisis dan masih aman dibandingkan kondisi perekonomian saat era Presiden Soeharto yang dua kali mengalami defisit neraca perdagangan berjalan.
Hal tersebut disampaikan Darmin saat memberikan kata sambutan dalam acara serah terima jabatan di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8/2015).
Ia mengatakan pada masa kepemimpinan Soeharto, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas tujuh persen. Namun sayang, pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut tidak dibarengi dengan pertumbuhan neraca transaksi berjalan di Indonesia yang mengalami defisit sedikitnya dua kali.
“Memang pertumbuhan ekonominya bagus di atas tujuh persen, tapi sayangnya kita mengalami defisit hampir dua kali. Yang pertama enggak besar 0,6 sampai 0,7 persen dari PDB kita,” kata Darmin.
Menurutnya, saat transaksi neraca perdagangan berjalan mengalami defisit, saat itu juga pemerintah melakukan terobosan dengan melakukan perombakan besar-besaran yang tadinya berorientasi dari ke dalam menjadi ke luar. Dan defisit menyempit dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.
Namun, tak berhenti sampai di situ, defisit berjalan kembali melanda Indonesia pada periode 1994-1995. Namun, meski berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk mengobati, defisit tersebut tak mampu diobati oleh pemerintah.
“Tapi di periode 1994-1995, datang lagi seperti 1983 di mana defisit transaksi berjalan tembus 3,5 persen dari PDB. Sayangnya tidak bisa bangkit, sudah diobati tidak bisa, maka jadinya ada krisis yang dialami Indonesia saat 1998," katanya.
Ia pun membandingkan bagaimana pertumbuhan ekonomi saat ini dan dimasa lalu. Dimana ia meyakini bahwa perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh dan target pertumbuhan ekonomi lima persen itu dapat tercapai.
“Kalau dibandingin sama dulu dan sekarang, kondisi sekarang masih baik, masih jauh dari krisis kok. Memang kondisinya membuat enggak nyaman, tapi saya yakin jika dibantu dengan tim dari Kemenko kita bisa bangkit dan target pertumbuhan ekonomi lima persen dapat tercapai,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Industri Kreatif Indonesia Miliki Potensi Besar, Jakarta IP Market 2025 Siap Digelar
-
Kemenkeu Rekrut 4.350 CPNS Setiap Tahun Hingga 2029, Total 19.500 Pegawai Baru
-
TPIA Kucurkan Rp12,53 Triliun untuk Akusisi SPBU ExxonMobil
-
Pengusaha Biro Umrah dan Haji Ramai-ramai Dipanggil KPK Hari Ini, Ada Apa?
-
CPNS Kemenkeu 2026 Tidak Dibuka untuk Sarjana Non-kedinasan: Hanya Lulusan SMA
-
Kronologi Kader PKB Sebut MBG Tidak Perlu Ahli Gizi, Cukup Lulusan SMA
-
OJK Awasi Ketat Penyalahgunaan Barang Jaminan di Bisnis Gadai
-
Prediksi Jadwal dan Formasi CPNS 2026: Formasi, Seleksi Administrasi dan Ujian
-
Promo Superindo Hari Ini: Katalog Lengkap 17-20 November 2025, Surganya Diskon!
-
Soal Isu Merger dengan GOTO, Presiden Grab: Ngapain? Pertumbuhan Kami Lagi Bagus di Indonesia!