Suara.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mengatakan sudah banyak perusahaan yang memecat karyawannya atau PHK akibat pelemahan rupiah. Terutama perusahaan di sektor industri mengandalkan bahan baku impor.
"Pelemahan nilai tukar rupiah ini sudah dirasakan para pelaku industri dalam beberapa bulan terakhir sejak rupiah tembus level Rp13.000. Sudah ada beberapa pengusaha yang terpakas melakukan PHK untuk mengurangi biaya operasional. Karena tidak kuat menahan kerugian akibat melemahnya rupiah saat ini," kata Ketua Umum APINDO, Haryadi Sukamdani saat dihubungi suara.com, Rabu (26/8/2015).
Beberapa perusahaan yang paling merasakan pelemahan rupiah adalah pengusaha yang sangat bergantung pada bahan baku impor. Hal ini menjadi penyebab maraknya PHK karyawan yang dilakukan guna mengurangi biaya produksi.
"Dengan tingginya bahan baku akibat kenaikan dolar AS maka mereka terpaksa mengurangi kapasitas produksinya, lalu jual produk hasil industri akan mengalami kenaikan. Ini yang membuat daya saing menjadi rendah. Makanya tak heran, PHK menjadi alasan bagi pengusaha untuk menutupi kerugian dan biaya operasional yang membengkak ditengah kondisi rupiah seperti ini," ungkapnya.
Beberapa perusahaan yang dimaksud adalah seperti di komoditas garmen dan baja, sparepart dan eletronok. Sedangkan untuk industri lain yang tidak bergantung pada bahan baku impor sejauh ini masih cukup eksis, salah satunya mebel.
"Yang saya dengar sampai saat ini paling banyak di garmen ya. Mereka nggak kuat karena memang semua bahan bakunya dari impor, kalau nggak impor mereka nggak bisa jalan. Nah selain itu juga di tekstil dan sparepart ini juga sudah adanya PHK secara bergilir," katanya.
Sementara itu, menurut data dari APINDO, sejak awal 2015 hingga saat ini sudah ada sekitar 1.900 karyawan yang terpaksa dirumahkan. Bahkan, dalam waktu dekat ini akan ada 1.200 tenaga kerja yang juga akan dirumahkan.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Dolar di Atas Rp14 Ribu, Ini Kondisi Yogya, Bali, Aceh
Ini 9 Cara Mendapat Uang Tanpa 'Bekerja'
Ini Hewan Pemilik Jantung Terbesar di Dunia
Wah, Big Bang dan SNSD Jadi Senjata Propaganda Korsel
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
PTAR Pengelola Tambang Emas Martabe di Tapsel, Hentikan Operasi Sementara!
-
Listrik di Sumbar Pulih 100 Persen Pascabencana: PLN Pasang 619 Tiang dan Sambungkan 30 Km Kabel!
-
23 Perizinan Tambang di Aceh-Sumbar, ESDM: Diterbitkan Pemerintah Daerah!
-
Bencana Sumatera Jadi Pertimbangan ESDM Terapkan Mandatori B50 di 2026
-
Wujudkan Kepedulian Sosial, BRI Salurkan Bantuan bagi Warga Bandung dalam Program BRI Menanam
-
Pelindo Gelar Live ISPS Code di Celukan Bawang untuk Antisipasi Narkoba hingga Cyber Attack
-
Mentan Amran Lepas 207 Truk Logistik ke Sumatra, Angkut Migor, Susu Hingga Beras
-
Pertamina: Operasional SPBU Bertahap Mulai Normal Pascabencana di Sumatera
-
Kriteria yang Tidak Layak Menerima Bantuan Meski Terdaftar di DTSEN
-
Dana P2P Lending PT Dana Syariah Indonesia Cuma 0,2 Persen, Tata Kola Semrawut?