Suara.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan defisit anggaran pada akhir tahun 2015 berpotensi melebar dari perkiraan awal yakni sebesar 2,23 persen terhadap PDB, karena kinerja sektor penerimaan negara belum sesuai harapan.
"Target masih sama, defisit melebar 2,23 persen, dan 'shortfall' penerimaan perpajakan Rp120 triliun. Tapi kita melihat ada potensi 'shortfall' ikut terjadi di penerimaan negara bukan pajak (PNBP)," kata Menkeu dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Menkeu mengatakan salah satu potensi tambahan "shortfall" penerimaan tersebut berasal dari PNBP yang terpengaruh anjloknya harga minyak dunia, sehingga diperkirakan pada akhir tahun tidak mampu mencapai target.
"Kita mulai melihat ada potensi penurunan harga minyak dan 'shortfall' di PNBP, karena sebagai bayangan Agustus kemarin harga ICP kita cuma 42 dolar AS per barel, padahal asumsi (di APBN-P) 60 dolar AS per barel," ujarnya.
Selain itu, tambah dia, potensi penurunan penerimaan juga terlihat pada sektor bea keluar yang hingga akhir Agustus 2015 realisasinya masih jauh di bawah harapan karena ekspor konsentrat tembaga saat ini sedang mengalami kelesuan.
Menkeu mengatakan untuk menjaga agar defisit anggaran tidak makin melebar dari perkiraan, maka pemerintah akan menambah pembiayaan melalui pinjaman multilateral dan bilateral, bukan melalui penerbitan surat utang.
"Kita sudah menyiapkan tambahan 'financing', utamanya melalui multilateral bilateral, tapi kami tetap mencermati potensi penurunan PNBP dan bea keluar, karena harga konsentrat tembaga tidak sebaik biasanya," ujarnya.
Kementerian Keuangan mencatat realisasi defisit anggaran hingga 31 Agustus 2015 mencapai Rp186,7 triliun (1,6 persen terhadap PDB) atau 83,9 persen dari target APBN-P 2015 sebesar Rp222,5 triliun (1,9 persen terhadap PDB).
Defisit anggaran tersebut berasal dari pendapatan negara yang mencapai Rp867,5 triliun atau 49,3 persen dari target sebesar Rp1.761,6 triliun dan belanja negara Rp1.054,2 triliun atau 53,1 persen dari pagu Rp1.984,1 triliun.
Dari sektor PNBP, penerimaan dari Sumber Daya Alam migas terlihat mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu, karena realisasinya baru mencapai Rp57,1 triliun, padahal pada periode yang sama tahun 2014 mencapai Rp128 triliun.
Kondisi tersebut yang mempengaruhi realisasi PNBP keseluruhan yang realisasinya baru mencapai Rp168,3 triliun atau 62,5 persen dari target APBN-P 2015 sebesar Rp269,1 triliun, bandingkan periode tahun 2014 yang mencapai Rp237,4 triliun.
Sementara, penerimaan dari sektor bea keluar juga diperkirakan tidak mencapai target pada akhir tahun, karena realisasinya pada akhir Agustus baru mencapai Rp2,7 triliun atau 22,2 persen dari target Rp12,1 triliun. (Antara)
Berita Terkait
-
Aktivis Kecam Pemerintah: Pajak Rakyat Dinaikkan, Cukai Rokok Dibiarkan Stagnan
-
Bos Freeport: Jika Izin Tak Diperpanjang, Indonesia Kehilangan 4 Miliar Dolar AS Tiap Tahun
-
Legislator Khawatir Setoran Pendapatan Negara dari CHT Bisa Menurun Imbas Regulasi
-
Utang Negara Membengkak, Kenapa Para Menteri Justru Ramai-ramai Minta Tambahan Anggaran?
-
Pasak Lebih Tinggi dari Tiang: Potret Suram Keseimbangan Fiskal Indonesia
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun