Suara.com - Pemerintah mendorong pertumbuhan sektor industri petrokimia, kimia, serta besi dan baja mengingat ketiganya memiliki peluang yang sangat besar dan bisa untuk mendorong perekonomian nasional.
"Ketiganya akan kita dorong sebagai industri andalan, di samping sejumlah industri lain yang juga perlu didorong seperti farmasi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Dialog Awal Tahun dengan Pimpinan Redaksi di Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Menurut Darmin, perkembangan industri nasional dalam 10-15 tahun sebenarnya tidak cukup besar dan sebagian besar hasilnya hanya untuk konsumsi dalam negeri.
Akibatnya, katanya, di saat perekonomian global mengalami kelesuan seperti saat ini maka nilai dan volume ekspor hasil industri mengalami penurunan cukup signifikan.
"Sebagian besar sektor industri selama tahun lalu mengalami penurunan ekspor, sekalipun ada juga yang naik," katanya.
Dia mencontohkan sektor industri yang mengalami kenaikan ekspor antara lain perhiasan, alas kaki, serta produk kimia.
Padahal, kata Darmin, jika suatu negara ingin maju maka sektor industri juga harus berkembang baik.
Sektor industri, katanya, saat ini dan masa datang akan tetap baik bahkan jika dibandingkan dengan sektor pertambangan, masih lebih baik industri.
Menurut Darmin, kalau industri pertambangan tenaga kerja yang diserap banyak harus berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah sekali.
"Tapi beda dengan sektor industri, tenaga kerja yang diserap bisa menyentuh semua penndidikan," kata Darmin.
Juga dibanding dengan sektor pertanian, Darmin menilai sektor industri masih menguntungkan.
Dia merujuk hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukkan sejumlah lima juta petani berpindah ke sektor lain seperti industri dan jasa, dibanding Sensus Pertanian 2003.
Untuk meningkatkan perekonomian nasional, katanya, maka perlu investasi pemerintah di sektor industri seperti tiga sektor, yaitu petrokimia, kimia, serta besi dan baja.
(Antara)
Berita Terkait
-
JIEP Gencar Perkuat Integritas, Terapkan Sistem Anti Penyuapan Ketat
-
Udang Beku Radioaktif di Cikande: Zulhas Klaim Tak Ganggu Ekspor Nasional
-
Cukai Rokok 2026 Tidak Naik, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Mau Industri Kita Mati
-
Cukai Rokok 2026 Tidak Naik, Industri Dapat Angin Segar dari Pemerintah
-
Industri Keuangan Syariah Indonesia Masih Tertinggal dari Malaysia
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
Terkini
-
Neraca Dagang Surplus Terus Selama 64 Bulan, Bank Indonesia : Ekonomi Indonesia Makin Kuat
-
Pergerakan IHSG Hari Ini: Pasar Diuji, Faktor-faktor Ini Mungkin Jadi Penentu
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Subholding Gas Pertamina Integrasikan Energi Bersih dengan Pembangunan Desa Berkelanjutan
-
Hendi Prio Santoso dan Kontroversinya, Pernah Tunjuk Diri Sendiri Jadi Wakil Komisaris
-
Menko Muhaimin Tegaskan Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan, Dengar Aspirasi Pekerja Kreatif di NTT
-
Cek NI PPPK di Mola BKN Terkendala Error? Ini Solusinya
-
Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini
-
IHSG Berbalik Menguat, Cek Daftar Saham yang Cuan Pagi Ini
-
Kilang Minyak Dumai Pertamina Kebakaran, Operasional Terganggu?