Suara.com - PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatatkan pencapaian kontrak baru sepanjang Januari 2016 sebesar Rp1,1 triliun dengan total tender diikuti senilai Rp1,7 triliun.
Sekertaris Perusahaan Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata dalam paparan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Kamis (11/2/2016) menyampaikan bahwa kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru sepanjang Januari 2016 itu didominasi oleh lini bisnis konstruksi sebesar 86,9 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, lanjut dia, realisasi kontrak baru terdiri dari swasta sebanyak 46,9 persen, BUMN tercatat 26,6 persen, sementara APBN/APBD sebesar 26,5 persen.
Sedangkan pada tipe pekerjaan, dipaparkan, perolehan kontrak baru terdiri dari pekerjaan gedung sebanyak 67,1 persen, jalan dan jembatan 13 persen, sedangkan dermaga serta infrastruktur lainnya sebesar 19,9 persen.
Disebutkan, realisasi kontrak baru di bulan Januari 2016 antara lain proyek pembangunan Rusun Bojong senilai Rp241,7 miliar di Bogor, Pekerjaan Struktur dan Arsitektur Pembangunan Fasilitas Produksi Gedung Pharma I dan Gedung Utility Pabrik PT Kimia Farma (Persero) Tbk senilai Rp136,5 miliar di Bandung, dan Pembangunan Takultas Tehnik UNHAS (JICA) dengan nilai Rp129,0 miliar di Makassar.
Seiring dengan rencana peningkatan anggaran infrastruktur pemerintah di tahun 2016, ADHI menyambut peluang tersebut dengan mencanangkan target perolehan kontrak baru di tahun 2016 sebesar Rp25,1 triliun.
"Lini bisnis konstruksi ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 75,1 persen, EPC (engineering, procurement, and construction) 6,9 persen, properti 8,6 persen dan manufaktur precast sebesar 9,4 persen," papar Ki Syahgolang Permata.
Dilihat dari sumber dana, ia mengemukakan bahwa rencana perolehan kontrak baru ADHI terdiri atas APBN 27,9 persen, APBD 9,3 persen, BUMN/BUMD 25,7 persen dan proyek swasta sebesar 37,1 persen.
Pada tahun 2016 ini, Adhi Karya menargetkan laba bersih tahun 2016 sebesar Rp750 miliar dengan kontribusi dari masing-masing anak perusahaan yakni PT Adhi Persada Properti (APP) sebesar 35,8 persen, PT Adhi Persada Gedung (APG) 12,4 persen, dan PT Adhi Persada Beton (APB) 10,9 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Pemerintah Pusat Siap Jadi 'Bankir' Pemda dan BUMN Jika Kekurangan Duit
-
Bos BEI: Dalam 2 Tahun Tak Ada BUMN Maupun Anak Usaha yang IPO
-
Laba PTPP Anjlok 97 Persen, Fokus Transisi ke Konstruksi Hijau dan Efisiensi Beban
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Rahmad Pribadi Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi hingga Akhir 2025
-
Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM