Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB 20/2/2016), karena ekuitas AS dan dolar AS menunjukkan pelemahan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik 4,5 dolar AS, atau 0,37 persen, menjadi menetap di 1.230,8 dolar AS per ounce.
Emas mendapat dukungan ketika indeks dolar AS turun 0,13 persen menjadi 96,72 pada pukul 17.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Logam mulia diberi dukungan lebih lanjut karena Dow Jones Industrial Average AS turun 43 poin atau 0,27 persen pada pukul 17.00 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan keuntungan, logam mulia biasanya turun.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat membatasi kenaikan emas lebih lanjut karena angka indeks harga konsumen (IHK) inti naik 0,3 persen selama Januari, jauh lebih baik dari yang diharapkan para analis. Laporan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 2,2 persen.
Sejak laporan IHK ini jauh lebih baik dari yang diharapkan, analis mencatat bahwa ini adalah sejalan dengan ekspektasi dari Federal Reserve. Para analis percaya data ini mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga The Fed sebelumnya selama Desember bukan sebuah kesalahan.
Namun, meski laporan itu positif, para analis sekarang percaya bahwa penundaan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS tidak bisa dihindari karena ketidakstabilan ekonomi.
Sebelum pidato Ketua The Fed Janet Yellen kepada Kongres pada 10 Februari, bank sentral AS mengisyaratkan bahwa masih bisa menaikkan suku pada Maret.
Setelah kesaksian Yellen kepada Kongres menunjukkan bahwa kenaikan akan dilakukan secara bertahap, banyak analis percaya bahwa kenaikan suku bunga berikutnya, dari 0,50 persen ke 0,75 persen akan terjadi lama kemudian tahun ini.
Para pedagang bertaruh bahwa, paling cepat, The Fed akan menaikkan suku 0,50 persen ke 0,75 persen selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Juni.
Menurut alat Fedwatch CMEGroup, probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga dari 0,50 persen ke 0,75 persen berada pada 11 persen untuk pertemuan April 2016, dan 21 persen pada pertemuan Juni 2016.
Sementara itu, perak untuk pengiriman Maret kehilangan 5,9 sen, atau 0,38 persen, menjadi ditutup pada 15,373 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April tidak berubah, ditutup pada 945,6 dolar AS per ounce. (Antara)
Berita Terkait
-
Harga Emas Kompak Naik! Cek Rincian Terbaru Logam Mulia di Pegadaian Hari Ini
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Jadi Rp 2.380.000 per Gram, Jual atau Beli?
-
Harga Emas Pegadaian Hari Ini Turun: Galeri24 Pecah Rp2,3 Jutaan
-
Kenapa Emas Batangan Lebih Mahal dari Emas Perhiasan? Pahami sebelum Mulai Investasi
-
Emas Antam Turun Tipis Hari Ini, Cek Deretan Harganya
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
Terkini
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
7 Kontroversi Bandara Morowali: Diresmikan Jokowi, Punya 'Kedaulatan' Sendiri?
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
ESDM: Tahun Depan SPBU Swasta Bisa Impor BBM Sendiri Tanpa Bantuan Pertamina
-
Pemerintah Tak Perlu Buru-buru soal Tudingan Impor Beras Ilegal di Sabang
-
Dua Program Flagship Prabowo Bayangi Keseimbangan APBN 2026 dan Stabilitas Fiskal
-
10 Ide Jualan Pinggir Jalan Paling Laris dengan Modal Kecil
-
Kunci "3M" dari Bank Indonesia Agar Gen Z Jadi Miliarder Masa Depan