Ketua Bidang Industri Kreatif Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Yaser Palito, mempertanyakan sikap Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, yang tidak menjalankan arahan dari Presiden Joko Widodo. Menurutnya, instruksi Jokowi adalah agar Menhub harus mengakomodasi regulasi dari angkutan berbasis aplikasi. Masalah ini mencuat saat kasus penutupan Go-Jek beberapa waktup lalu.
"Sampai sekarang arahan Presiden ini kok belum dijalankan. Ini ada apa?”, kata Yaser, di Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Menurut Yaser, HIPMI juga menduga ada korporasi angkutan besar yang ingin memonopoli bisnis angkutan taksi. Menurut dia, Praktik monopoli dan penguasaan pangsa pasar taksi kota ini sangat berbahaya bagi konsumen. "Kalau persaingan dimatikan, nanti yang korban inovator-inovator startup baru dan konsumen. Sebab jujur saja, taksi konvensional ini sudah mahal, terlambat, uang kembalian penumpang kerap sengaja ditahan dengan alasan macam-macam. Sangat tidak nyaman,” terang Yaser.
Yaser juga menegaskan, bahwa perusahaan-perusahaan yang tidak adaptif akan digilas oleh kemajuan. Tidak peduli ukuran perusahaan itu sebesar apa. Dia membandingkan persaingan beberapa perusahaan besar dunia, yang tumbang akibat tidak mengikuti perkembangan. Dia mencontohkan Jepang, seperti Sony, Toshiba, hingga Panasonic yang satu per satu bertumbangan, sebab terlambat melakukan adaptasi. Beda halnya dengan raksasa elektronika dari Korea, seperti Samsung dan LG yang semakin berkibar, begitu juga dengan brand-brand dari Cina.
"Siapa sih yang enggak tahu Kodak dulu berjaya dengan kamera analognya. Sampai-sampai semua tustel dibilang kodak. Tapi kemudian digilas oleh teknologi kamera digital. Sekarang bangkainya ada di Hollywood berupa gedung monumen Kodak,” ujar Yaser.
Alasan ini yang mendorong HIPMI, meminta kepada pemerintah atau regulator tidak boleh kalah cepat dari para innovator. Pemerintah harus menjemput bola dengan segera merevisi berbagai kebijakan yang sudah usang dan membuat regulasi-regulasi baru yang lebih adaptif dan mutakhir bagi perkembangan zaman.
”Jangan sudah ramai-ramai begini, baru kaget-kaget birokrasi," Celetuk Yaser. (Dian Rosmala).
Berita Terkait
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan Baterai 6.000 mAh, Cocok bagi Pekerja Lapangan dan Ojek Online
-
Pembentukan Paguyuban Mitra Jadi Kunci Perbaikan Hubungan OjolAplikator
-
5 Trik Ojol Gacor Anti Anyep, Benarkah Konsistensi dan Motor Sehat Jadi Kuncinya?
-
Kecam Pemerkosaan di Taksi Online, Anggota DPR Desak Polisi Terapkan UU TPKS
-
Driver Taksi Rudapaksa Penumpang, DPR: Negara Tak Boleh Biarkan Perempuan Hidup Dalam Rasa Tak Aman
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar