Suara.com - Analis Riset Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja menilai penurunan bunga kredit perbankan untuk seluruh sektor menjadi satu digit akan sulit tercapai tahun ini.
Menurut Tjandra, di Jakarta, Selasa, perbankan masih harus menanggung biaya operasional yang tinggi untuk beberapa sektor kredit, terutama kredit mikro dan konsumer.
Maka dari itu, lanjut dia, bunga kredit satu digit lebih realistis diterapkan untuk sektor korporasi pada tahun ini.
Untuk sektor korporasi, perbankan sudah dapat mengantisipasi biaya operasional dan biaya pencadangan untuk sektor tersebut, sehingga perbankan masih leluasa mendapat marjin.
"Untuk mikro masih sulit, biaya operasionalnya terlalu tinggi. Jadi tahun ini tidak akan semua sektor bisa satu digit," katanya.
Dari sisi permintaan kredit, Tjandra menilai akan ada kenaikan pada semester dua. Namun, dengan catatan, laju inflasi tahunan terus terjaga maksimal 4,5 persen dan likuiditas perbankan terus membaik.
"Jika inflasi 3-4 persen bisa dijaga mungkin aja satu digit, tapi butuh proses lama," ujarnya.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai pemerintah harus cermat dan proprosional untuk mengupayakan penurunan suku bunga kredit ke satu digit.
Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan juga harus melihat kemampuan bank untuk mengakomodir kebijakan pemerintah tersebut. Pasalnya menurut dia, banyak perbankan yang masih kesulitan untuk menurunkan bunga kredit karena terbebani mahalnya biaya operasional dan biaya risiko kredit bermasalah.
"Jangan 'diuyak-uyak' terus bank untuk turunkan bunga. Harus dilihat kemampuannya juga. JIka biaya pengeluarannya sudah ditekan, masih ada biaya dana, kredit bermasalah yang menjadi beban bank," katanya.
Seperti diketahui, pemerintah menginginkan bunga kredit perbankan dapat diturunkan menjadi satu digit pada tahun ini. Hal itu untuk mendorong daya saing ekonomi, dengan mempermudah akses pendanaan.
Saat ini, bunga kredit perbankan berkisar di 12 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata bunga kredit di Asia Tenggara yang sudah bercokol di bawah 9 persen. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Percepat Swasembada Pangan, Mentan Pastikan Indonesia Siap Hentikan Impor Beras
-
OJK: Kerugian Akibat Scam Tembus Rp 6,1 Triliun
-
Izin 190 Perusahaan Tambang Dibekukan, Bahlil: Hutan Rusak, Siapa Tanggung Jawab?
-
Naik 15,6 Persen, Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Tembus 7,7 Juta Periode Juli-September
-
PP 39/2025 Terbit, Pemerintah Prioritaskan Stok Batu Bara untuk BUMN Energi dan Industri Strategis
-
Sempat ke Level Tertinggi, IHSG Akhirnya Ditutup Menguat Didorong Keperkasaan Rupiah
-
Mandatori B50 Ditargetkan Berjalan Semester II 2026, Bahlil: Insya Allah Kita Tak Lagi Impor Solar!
-
Bahlil Jawab Keraguan Kapasitas UMKM dan Koperasi Kelola Tambang: SDM Bisa Diperkuat Sambil Berjalan
-
Danantara Akan Jadi Penyuntik Dana Besar di Pasar Modal RI
-
Dapat Penjaminan Kredit, Kini UMKM Bisa Ikut Tender Pengadaan Barang-Jasa Pemerintah