Suara.com - Indonesia for Global Justice (IGJ) menilai bahwa kunjungan Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO), Roberto Azevedo, ke Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya adalah dalam rangka untuk memperkuat dukungan negara-negara Asia kepada dirinya dalam pemilihan Dirjen WTO yang akan dilaksanakan pada Desember tahun ini.
Kedatangan Dirjen WTO ke Indonesia, merupakan bagian dari lawatannya ke berbagai negara-negara anggota berkembang dan negara terbelakang WTO, yakni Afrika, Asia, Karibia, dan Amerika Selatan. Setelah Indonesia, tujuan selanjutnya adalah Malaysia.
Direktur Eksekutif IGJ, Rachmi Hertanti, menyatakan bahwa kunjungan Dirjen WTO ini sangat kental dengan nuansa kepentingan pribadi Azevedo yang ingin terpilih lagi menjadi Dirjen WTO pada Desember tahun ini. Ia pun melihat bahwa seharusnya hal ini bisa dimanfaatkan oleh Presiden Jokowi untuk mendesakan tuntutan kita terhadap isu pertanian dan cadangan publik yang belum tercapai di WTO.
“Presiden Jokowi harusnya bisa mendesakan kepentingan pertanian kita di WTO kepada Azevedo agar dapat segera dituntaskan. Hal ini karena selama menjadi Dirjen, Roberto Azevedo selalu membela kepentingan Negara Maju, khususnya Amerika Serikat, dan tidak maksimal dalam memperjuangkan isu pertanian dalam beberapa perundingan KTM WTO baik di Bali pada 2013 maupun di Nairobi pada 2015 yang lalu”, terang Rachmi dalam keterangan resmi, Rabu (13/4/2016).
Berdasarkan hasil monitoring IGJ selama dua putaran perundingan WTO di Bali dan Nairobi, rekam jejak kepemimpinan Roberto Azevedo di WTO sangat buruk dan sangat pro terhadap kepentingan Negara Maju ketimbang Negara Berkembang, seperti Indonesia. Misalnya saja, Paket Bali yang dihasilkan pada KTM ke-9 di Bali tahun 2013 hanya menghasilkan kesepakatan Perjanjian Trade Facilitation yang merupakan kepentingan Negara Maju, dan melupakan penyelesaian perundingan isu pertanian dan cadangan pangan publik yang sangat penting bagi Negara berkembang.
Di Nairobi pun mengalami hal yang sama, bahkan Azevedo mendorong terjadinya kesepakatan yang hendak meninggalkan penyelesaian Putaran Doha, dan memaksakan masuknya isu Singapura ke dalam negosiasi WTO. Kepentingan Indonesia atas Special Product dan Special Safeguard Mechanisme pada isu pertanian pun tidak tercapai.
“Kita tidak butuh pujian Azevedo. Seharusnya pertemuan ini dipergunakan untuk mendesak Azevedo agar konsisten memperjuangkan kepentingan pertanian negara berkembang, khususnya Indonesia, di WTO”, tambahnya.
Roberto Azevedo adalah Dirjen WTO terpilih sejak tahun 2013. Dan Desember 2016 adalah masa akhir jabatannya, dan WTO akan memulai pemilihan kembali untuk menentukan siapa yang dapat menduduki jabatan Dirjen WTO.
Tag
Berita Terkait
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Riwayat Pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School Disorot, Ini Fakta dan Profil Sekolahnya
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
Jawaban Pengacara Jokowi Soal Ijazah Bikin Refly Harun Geram: 'Aneh
-
Airlangga Sebut Indonesia Kalahkan Uni Eropa, Bea Masuk Biodiesel Diusulkan Dicabut
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Pakar Sebut 2 Kunci Utama untuk Pemerintah Bisa Capai Swasembada Energi
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,12 Persen, BI: Konsumsi Rumah Tangga Makin Bergairah
-
Meski Kinerja Ekspor Moncer, Industri Hasil Tembakau Dapat Tantangan dari Rokok Ilegal
-
Pengusaha Ungkap Ternyata Ada Industri yang Sulit Rekrut Tenaga Kerja RI
-
Harga Emas Turun Lagi: Galeri 24 dan UBS Kompak Melemah di Pegadaian
-
PANI Laporkan Proyek Ambisius Berkapasitas 104 Ribu Orang
-
Komisaris Utama PHE Lapor LHKPN, Harta Kekayaan Tembus Rp3,08 Triliun
-
BREN Jadi 'Largest Addition' di MSCI, Apa Artinya Bagi Investor Indonesia?
-
Sentimen Positif Pasar Modal Sejak Purbaya Jadi Menkeu: IHSG 6 Kali Cetak Rekor All Time High!
-
3 Rekomendasi Lokasi Rumah di Bogor untuk Kisaran Harga Mulai 400 Jutaan