Suara.com - Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengakatakan sedikitnya ada enam faktor yang mempengaruhi turunnya indeks rasio gini atau angka ketimpangan pendapatan yang terjadi pada September 2015.
Pertama, adanya kenaikan upah buruh pertanian, dari bulan ke bulan dari Rp46.180 per hari pada Maret 2015, naik menjadi Rp46.739 per hari, pada September 2015.
“Angka ini kalau dilihat mengalami kenaikan sebesar 1,21 persen pada September 2016 jika dibandingkan pada Periode sebelumnya yakni Maret 2015,” kata Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2016).
Kedua, lanjut Suryamin, kenaikan upah buruh juga memberikan dampak yang signifikan terhadap turunnya angka ketimpangan pada 2015 lalu. Upah buruh mengalami kenaikan dari Rp76.657 pada Maret 2015 menjadi Rp80.494 pada September 2015. Atau mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen.
Ketiga, adanya peningkatan jumlah pekerja bebas, baik pertanian maupun non pertanian, berdasarkan sakernas (survei angkatan kerja nasional) terjadi peningkatan jumlah pekerja bebas yang naik dari 11,9 juta pada Februari 2015 menjadi 12,5 juta orang pada Agustus 2015.
Keempat, kenaikan pengeluaran untuk kelompok penduduk bawah mengalami kenaikan. Kelima, Kenaikan pengeluaran yang merefleksikan peningkatan pendapatan kelompok penduduk bawah, yang tidak lepas dari upaya pembangunan infrastruktur padat karya, bantuan sosial, serta perbaikan pendapatan.
“Keenam adanya kenaikan presentase penduduk perkotaan. Berdasarkan persentase penduduk perkotaan naik 52,55 persen pada Maret 2015 menjadi 53,19 perse pada September 2015. Ini terjadi migrasi dari desa ke kota yang menyebabkan semakin tingginya upah yang diterima buruh," ungkap Suryamin.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025