Suara.com - Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengaku pihaknya menolak adanya usulan dari pejabat di sejumlah daerah untuk melakukan pemekaran desa yang kini tercatat sudah menembus 1.800 usulan. Pasalnya, jika pemerintah mengabulkan usulan tersebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa terganggu.
Mardiasmo pun mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, dalam hal ini Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, untuk melakukan moratorium pemekaran desa di tengah kondisi perekonomian yang sedang tidak menentu saat ini.
“Saat ini desa saja sudah ada 74 ribu desa di Indonesia jumlahnya, nanti nggak efektif. Kita juga sudah bicara dengan pak Tjahjo untuk memoratorium pemekaran desa demi APBN yang bisa membengkak karena tergerus alokasi dana desa yang bertambah,” kata Mardiasmo saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Selain itu, Mardiasmo juga meminta kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk saling bekerjasama dalam mengelola dana desa yang telah dikucurkan oleh pemerintah selama ini. Tujuannya, agar dana tersebut dapat digunakan untuk pembangunan desa yang lebih baik lagi.
“Kalau banyak desa yang mekar nanti susah dan repot ngaturnya. Jadi gunakan saja dana desa yang ada saat ini untuk pembangunan dan membuat kebijakan di daerah. Optimalkan juga peran camatnya sebagai pengawas dan mengkoordinasi desa-desa di Indonesia ini,” ungkapnya.
Sebelumnya, Mendagri Tjahjo Kumolo mengaku belum bisa mewujudkan ribuan usulan pemekaran desa baru tersebut. Pasalnya, pemerintah harus melakukan seleksi setiap usulan dengan mempertimbangkan banyak aspek, mulai dari jumlah penduduk, batas wilayah, jarak antara desa, kelurahan dan kecamatan. Intinya, pemerintah masih membutuhkan waktu untuk proses seleksi.
Tag
Berita Terkait
-
Dengar 'Curhatan' Kades, Dasco: DPR Kawal Masalah Lahan dan Dana Desa
-
Dana Masyarakat: Antara Transparansi Pemerintah dan Tanggung Jawab Warga
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Alarm Merah RAPBN 2026, DPD RI Protes Keras Anggaran Daerah Dipangkas
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025