Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai, moratorium izin konsesi kelapa sawit jika jadi diterapkan oleh pemerintah akan mengakibatkan industri kelapa sawit tidak berkembang.
"Jika tidak ada penambahan lahan sawit, produksi tandan buah segar dan nilai ekspor minyak sawit mentah (CPO) akan segitu-segitu saja," ujar Kepala Bidang Riset Lingkungan Gapki Pusat Bandung Sahari di Medan, Minggu (22/5/2016).
Menurut Bandung, walau setiap produsen sawit memberlakukan pengembangan industri melalui intensifikasi, program ekstensifikasi melalui perluasan lahan tetap penting.
Akan tetapi, Bandung menekankan bahwa semua hal yang terkait kebijakan moratorium konsesi lahan sawit adalah hak pemerintah.
Gapki mencatat, ekspor CPO dan produk turunannya asal Indonesia pada 2015 mengalami peningkatan dibandingkan 2014.
Pada 2015 jumlah ekspornya mencapai 26,40 juta ton, naik 21 persen dari 2014 yaitu 21,76 juta ton. Sementara nilai ekspor minyak sawit sepanjang 2015 mencapai 18,64 milyar dollar AS. Namun nilai ini menurun 11,67 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 21,1 miliar dolar AS, meski kuantitas meningkat, karena penurunan harga minyak sawit global.
Rencana moratorium izin konsesi lahan kelapa sawit di sejumlah provinsi Indonesia disampaikan oleh Presiden Joko Widodo di sela kunjungannya di Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Beberapa permasalahan di bidang sawit, Presiden menjelaskan, adalah masa produksi terlalu lama karena petani belum menggunakan bibit unggul dan keterlambatan peremajaan pohon.
Berikutnya, Presiden mengungkapkan bahwa pemerintah berencana menyiapkan moratorium untuk wilayah pertambangan agar tidak berbenturan dengan wilayah konservasi.
Sebelumnya, pemerintah telah melakukan moratorium atas lahan gambut. (Antara)
Berita Terkait
-
Pemerintah Cabut Izin Jutaan Hektare Sawit dan Segel 5 Perusahaan Tambang
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Kebun Sawit di Papua untuk Swasembada Energi, Bagaimana Risikonya?
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Produsen CPO Genjot Produksi di Tengah Tingginya Konsumsi Domestik
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Selain Stop Impor, Bahlil Berambisi Tingkatkan Kualitas Solar jadi Euro 5
-
Panduan Lengkap Aktivasi Coretax DJP untuk Lapor SPT Tahunan 2025-2026
-
Cara Input Progres Harian di E-Kinerja BKN
-
Target Swasembada Gula Putih 2026, Mentan Bakal Bongkar 300 Ribu Hektare Lahan Tebu
-
Mulai 2026, Utang ke Pinjol Bakal Lebih Ketat
-
Target Harga CUAN Usai Borong Saham Milik Suami Puan Maharani
-
Terus Salurkan Bantuan, BRI Gelar Trauma Healing untuk Anak-anak Terdampak Banjir di Sumatera
-
OSL Group Perkuat Jejak Global, Bawa Standar Kepatuhan Hong Kong ke Pasar Kripto RI
-
Efek Domino Logam Mulia, Harga Minyak Dunia Melandai
-
OJK Pastikan Likuiditas Perbankan Masih Tetap Kuat di Tahun 2026