Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (27/6/2016) ditutup naik sebesar 30 poin atau 0,63 persen ke level 4.814 setelah bergerak di antara 4.778 - 4.814. Sebanyak 182 saham naik, 110 saham turun, 91 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 4.350 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp 317 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan pers Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Senin (30/5/2016).
"IHSG berhasil menguat 30 point membentuk candle dengan body naik indikasi kekuatan naik. Kenaikan IHSG mulai terbatas, berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4800 sampai 4778 dan resistance di lvl 4825 sampai 4877," kata Kiswoyo.
Sementara Pasar saham Amerika Serikat akhir pekan lalu ditutup positif setelah chairwomen Federal Reserve, Janet Yellen, mengatakan kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan kemungkinan akan tepat. Yellen juga menambahkan dalam menaikkan suku bunga dilakukan secara bertahap dan berhati-hati. The Fed akan menghindari menaikan suku bunga dengan cepat karena berpotensi memicu pelam-batan ekonomi. Data yang dirilis dari AS pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS perhitungan kedua sebesar 0,8 persen di kuartal pertama tahun ini, lebih baik dari perhutungan pertama sebesar 0,5 persen. Dow Jones ditutup naik 0.25 persen, Nasdaq naik 0.55 persen dan S&P Indek naik 0.43 persen.
Pasar saham kawasan eropa ditutup naik meskipun harga minyak ditutup melemah seiring penguatan dollar. FTSE dii Inggris ditutup menguat 0.08 persen, DAX Jerman naik 0.13 persen dan CAC Prancis naik 0.05 persen.
Bank Indonesia menyatakan gejolak di pasar keuangan yang akan timbul karena rencana penaikan bunga The Fed pada Juni 2016 sudah diperkirakan sejak jauh-jauh hari dan dapat diantisipasi. Maka dari itu, bank sentral memprediksi tekanan yang timbul dari faktor eksternal tidak akan signifikan mempengaruhi pasar keuangan do-mestik. Selain itu, rencana kenaikan bunga acuan The Fed pada Juni mendatang masih sesuai ekspektasi, sehingga pelaku pasar sudah melakukan penyesuaian. Memang pernyataan Janet Yellen sebagai Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve tentang jangka waktu kenaikan bunga Fed untuk tahun ini cukup membingungkan pelaku pasar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery