Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa inflasi pada bulan Mei tetap terkendali dan diperkirakan akan berada pada kisaran sasaran inflasi 2016, yaitu 4±1 persen. Inflasi pada Mei 2016 tercatat sebesar 0,24 persen (mtm) atau 3,33 persen (yoy), relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi menjelang bulan Ramadhan dalam lima tahun terakhir.
"Inflasi terutama bersumber dari komponen bahan makanan bergejolak (volatile foods) dan komponen barang yang diatur pemerintah (administered prices)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi, Kamis (16/6/20160.
Inflasi komponen volatile foods terutama bersumber dari peningkatan harga beberapa komoditas pangan, akibat meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadhan. Sementara itu, inflasi administered prices terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara.
Di sisi lain, inflasi inti terkendali dan tercatat sebesar 0,23 persen (mtm) atau 3,41 persen (yoy), sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi dan masih terbatasnya permintaan domestik.
Menghadapi bulan Ramadhan dan Lebaran, berbagai kebijakan yang dilakukan Pemerintah serta koordinasi yang kuat antara BI dan Pemerintah diperkirakan dapat mengendalikan tekanan inflasi, sehingga inflasi selama Ramadhan dan Lebaran tahun ini dapat lebih rendah dari inflasi pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya. "Dengan perkembangan tersebut, inflasi pada akhir 2016 diperkirakan akan berada di sekitar titik tengah kisaran sasaran inflasi 2016," tutup Tirta.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pada Mei 2016 terjadi inflasi sebesar 0,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,48. Dari 82 kota IHK, 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak 1,67 persen dengan IHK 132,06 dan terendah terjadi di Singaraja dan Palangka Raya masing-masing 0,02 persen dengan IHK masing-masing 131,16 dan 120,37. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,92 persen dengan IHK 122,83 dan terendah terjadi di Maumere 0,01 persen dengan IHK 117,15.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 0,30 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,58 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen; kelompok sandang 0,44 persen; kelompok kesehatan 0,27 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,21 persen.
Komponen inti pada Mei 2016 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen; tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Mei) 2016 sebesar 1,19 persen; dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) sebesar 3,41 persen.
Berita Terkait
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
BI: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Tembus Rp 7.092 Triliun
-
Waduh, Aliran Modal Asing Indonesia yang Kabur Tembus Rp 3,79 Triliun
-
Cadangan Devisa RI Terkuras di 2024, Gubernur BI Ungkap Alasan Utama di Baliknya
-
Usut Korupsi Dana CSR BI, KPK Periksa Istri Polisi untuk Lancak Aset Tersangka Anggota DPR
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya