PT Bank Danamon Tbk menyampaikan laporan kinerja keuangan kuartal III 2016 kepada publik. Kondisi perekonomian yang lemah membatasi permintaan kredit sehingga berimbas penurunan penyaluran kredit dibanding kuartal III 2015.
Menurut Chief Financial Officer dan Direktur Bank Danamon, Vera Eve Lim, kredit pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tumbuh 6 persen menjadi Rp23,8 triliun dari Rp22,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. "Sementara itu, portofolio kredit Wholesale Banking, yang terdiri dari kredit segmen komersial dan korporat serta marketable securities terkait trade finance, berada pada tingkat yang sama dibandingkan tahun lalu," kata Vera dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (26/10/2016).
Kredit kepada usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) tercatat sebesar Rp 11,4 triliun atau turun 29 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Adira Finance, salah satu anak perusahaan Bank Danamon juga terkena dampak dari lesunya perekonomian nasional. Kondisi penjualan industri otomotif yang lemah berakibat Adira Finance membukukan penurunan pembiayaan sebesar 8 persen secara year-on-year menjadi Rp43,8 triliun pada akhir September 2016.
"Secara keseluruhan, kredit Danamon turun 9 persen menjadi Rp121,6 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2016 dari Rp133,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu," tutup Vera.
Mengacu laporan keuangan Bank Danamon di kuartal III 2016, penurunan kredit hampir terjadi di semua segmen. Kredit korporasi turun dari Rp18,25 triliun di kuartal III 2015 menjadi Rp16,83 triliun atau 8 persen yoy. Kredit komersial turun dari Rp16,17 triliun di kuartal III 2015 menjadi Rp14,69 triliun atau 9 persen yoy. Asset-Based Financing turun dari Rp4,53 triliun di kuartal III 2015 menjadi Rp2,84 triliun atau 37 persen yoy. Kredit usaha kecil menengah (UKM) atau Small Medium Entrepreneurs (SME) naik dari Rp22,60 triliun di kuartal III 2015 menjadi Rp23,85 triliun atau 6 persen yoy. Kredit konsumer turun dari Rp8,26 triliun di kuartal III 2015 menjadi Rp8,12 triliun atau 1 persen yoy. Terakhir, mass market trade finance turun dari Rp63,75 triliun di kuartal III 2015 menjadi Rp55,21 triliun atau 13 persen yoy.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
COO Danantara Minta Publik Tak Khawatir Redenominasi: Sudah Dipikirkan dengan Baik
-
146 SPBU Pertamina Sudah Ditambahkan Etanol 5 Persen, Segera Lanjut Jadi 10 Persen
-
Desa BRILiaN dari BRI Jadi Pilar Pemerataan Ekonomi Nasional
-
Kementerian ESDM Berhati-hati Tangani Tambang Emas Ilegal di Mandalika
-
10 Kebiasaan Hedonisme yang Diam-Diam Menguras Dompet, Awas Bikin Gaji Langsung Lenyap!
-
Kementerian ESDM Alokasikan Anggaran Rp 4,35 Triliun untuk PLN
-
Trump Bagi-bagi Duit Rp 32 Juta ke Warganya, Dorong Harga Bitcoin Meroket?
-
Mengenal GrabModal Narik: Pinjaman untuk Driver yang Bisa Jeda Cicilan, Ini Syaratnya
-
OJK Kejar 8 Pinjol Nakal: Siapa yang Terancam Kehilangan Izin Selain Crowde?
-
Realisasi Anggaran Kementerian ESDM Baru 31 Persen, Ini Penjelasan Bahlil ke DPR