Sarasehan Kampung Budaya Polowijen di Polowijen, Malang, Jawa TimurRabu (28/12/2016). [Dok Panitia]
Kampung Polowijen yang mempunyai potensi besar dan sejarah Ken Dedes menjadi ibu dari raja raja besar di tanah Jawa, mulai dari petilasan Sumur Windu Ken Dedes dan Mandala Empu Purwa, petilasan Joko Lulo, Makam Mbah Reni penemu Topeng Malangan, dan Mbok Gundari penari Topeng Malangan, kini menjadi ikon budaya Malang dan telah di tetapkan sebagai situs budaya Polowijen oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.
Ketua Tosan Aji Ajisaka Raden Prasena Cokro Adiningrat menceritakan, cerita sejarah kampung Polowijen ini harus dipahami oleh masyarakat sekitar bahwa keberadaan situs-situs budaya di Polowijen sudah semestinya mampu membangkitkan ekonomi kreatif sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya yang menjadi khasanah dan referensi pengembangan pariwisata di Kota Malang, Jawa Timur.
“Sentra-sentra industri kreatif seperti kerajinan topeng, gerabah, seni pahat, desain, fashion, handycraft, seni pertunjukan serta kuliner dapat tumbuh seiring dengan meningkatnya sosialisasi dan informasi keberadaan situs Polowijen,” katanya dalam sarasehan Kampung Budaya Polowijen di Polowijen, Malang, Rabu (28/12/2016) malam.
Budayawan Malang, Romo Djathi Kusumo mengungkapkan, tahun 1993 dirinya telah membuat film dokumenter Ken Dedes dan bertindak menjadi sutradara. Dia berjanji akan memberikan dokumen film itu kepada masyarakat Polowijen agar bisa ditonton dan dipahami oleh khalayak ramai. Romo Djathi menuturkan kala itu Empu Purwa datang pertama kali ke tanah Jawa tepatnya di lereng Gunung Arjuna bersama istrinya yang sedang mengandung putri Ken Dedes.
“Bahwa Panawijen sebagai tanah suci sehingga Empu Purwa mendirikan asrama perguruan yang merupakan wiyata mandala keagamaan Budha jaman itu,” ujarnya.
Sarasehan Kampung Budaya Polowijen ini dihadiri antara lain oleh penggagas kegiatan Ki Demang (Isa Wahyudi), budayawan Romo Djathi Kusumo, Raden Prasena Cokro Adiningrat, Komunitas Pecinta Topeng Malangan Yudit Perdananto dan Ahmad Nasai, anggota Komisi D DPRD Kota Malang Erni Farida, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Polowijen Muhammad Effendi, akademisi, serta warga Polowijen.
Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Erni Farida mengatakan bahwa Kampung Polowijen dulu namanya Panawijen, sebagai kampung kuno yang mempunyai banyak situs bersejarah. Dalam hal ini, Erni mengajak masyarakat turut serta melestarikan dan membangun budaya dengan cara merawat dan membangkitkan kejayaan seni tradisi yang dulu pernah ada.
“Jika masyarakat mau kembali belajar berkesenian seperti karawitan, latihan tari topeng Malangan, serta kesenian-kesenian lainnya, saya siap memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” katanya dalam sarasehan Kampung Budaya di Polowijen, Rabu (28/12/2016) malam.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Polowijen Muhammad Effendi menceritakan, Polowijen telah mengalami masa 3 kejayaan yang sangat terkenal, yaitu Ken Dedes yang melahirkan raja-raja besar di Jawa dengan situs Sumur Windunya. Kedua, Topeng Malangan yang tersebar di Malang Raya yang dalam sejarahnya berasal dari Polowijen. Dan ketiga, hasil usaha ekonomi masyarakat seperti olahan keripik buah sangat terkenal dan sudah mendunia dipasarkan di banyak negara.
“Masyarakat harus bangkit untuk membangun gerakan budaya mulai dari budaya dan berkesenian sampai dengan budaya kerja kreatif, budaya hidup sehat, budaya lingkungan bersih, budaya gotong-royong, budaya kerja yang menjadi inti dan ruh kehidupan bermasyarakat,” tegasnya.
Penggagas kegiatan sarasehan Kampung Budayawa Polowijen Ki Demang berharap agar masyarakat Polowijen dapat mengerti cerita kebesaran dan kejayaan kampung Polowijen. Ki Demang juga mengajak supaya ada gerakan membangun kembali kesadaran masyarakat tentang arti penting berkebudayaan sehingga kegiatan ini dapat menggali potensi, membangkitkan ekonomi, memunculkan inspirasi dan kreasi-kreasi baru.
“Hal itu sebagai salah satu upaya melestarikan warisan sejarah, kebudayaan dan wisata budaya di Polowijen,” tukas dia.
“Jika masyarakat mau kembali belajar berkesenian seperti karawitan, latihan tari topeng Malangan, serta kesenian-kesenian lainnya, saya siap memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” katanya dalam sarasehan Kampung Budaya di Polowijen, Rabu (28/12/2016) malam.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Polowijen Muhammad Effendi menceritakan, Polowijen telah mengalami masa 3 kejayaan yang sangat terkenal, yaitu Ken Dedes yang melahirkan raja-raja besar di Jawa dengan situs Sumur Windunya. Kedua, Topeng Malangan yang tersebar di Malang Raya yang dalam sejarahnya berasal dari Polowijen. Dan ketiga, hasil usaha ekonomi masyarakat seperti olahan keripik buah sangat terkenal dan sudah mendunia dipasarkan di banyak negara.
“Masyarakat harus bangkit untuk membangun gerakan budaya mulai dari budaya dan berkesenian sampai dengan budaya kerja kreatif, budaya hidup sehat, budaya lingkungan bersih, budaya gotong-royong, budaya kerja yang menjadi inti dan ruh kehidupan bermasyarakat,” tegasnya.
Penggagas kegiatan sarasehan Kampung Budayawa Polowijen Ki Demang berharap agar masyarakat Polowijen dapat mengerti cerita kebesaran dan kejayaan kampung Polowijen. Ki Demang juga mengajak supaya ada gerakan membangun kembali kesadaran masyarakat tentang arti penting berkebudayaan sehingga kegiatan ini dapat menggali potensi, membangkitkan ekonomi, memunculkan inspirasi dan kreasi-kreasi baru.
“Hal itu sebagai salah satu upaya melestarikan warisan sejarah, kebudayaan dan wisata budaya di Polowijen,” tukas dia.
Komentar
Berita Terkait
-
Delia Kartika, Perancang Busana Belia Singapore Fashion Week 2016
-
Ikhwan Syah Nasution, Perintis Bisnis Kaus Islami Pelita Hati
-
Inilah Sosok Para Ibu Tangguh di Kampung Koran
-
Tunarungu Tak Halangi Fajrul Raih Prestasi Top di Seni Lukis
-
Boedi Cahyono, Menyulap Kotoran Sapi Jadi Bahan Bakar Alternatif
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Inflasi dan Neraca Perdagangan Dorong Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS Hari Ini
-
ADB Revisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Menjadi di Bawah 5 Persen
-
Awal Oktober Merah, IHSG Dihantam Aksi Profit Taking Saham Big Caps
-
Menkeu Purbaya Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen
-
Pemerintah Kembali Beri Diskon Gila-gilaan Tarif Angkutan untuk Libur Nataru
-
Kampanye ESG Dimulai dari Lingkungan Kantor, Telkom Gelar Tenant Day
-
SPBU Swasta Kompak Naikkan Harga Per 1 Oktober
-
PPPK Paruh Waktu Berstatus ASN? Ini Skema Gaji, Tunjangan, dan Jenjang Karir
-
Permata Bank Rombak Jajaran Direksi: Eks CIO HSBC India Jadi Amunisi Baru!
-
Harga BBM Vivo, Shell, dan BP Naik: Update Harga BBM Semua SPBU Hari Ini