Anggota Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir mendorong pembenahan di internal PT. Dirgantara Indonesia dalam memproduksi pesawat dan helikopter, karena masih memiliki relatif banyak kelemahan dalam pengerjaan proyek.
"Begini PT DI bagaimana mengatur kontraknya lebih baik lagi. Harus dibenahi karena banyak kontrak perakitan yang terbengkalai," kata Inas di Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Dia mengakui PT DI saat ini baru merakit saja, tanpa bisa memproduksi pesawat karena itu membuat Indonesia mengimpor pesawat dan helikopter.
"PT DI Masih sampai bisa merakit saja, selama menunggu mereka bisa produksi, TNI akhirnya mengimpor," katanya.
Anggota fraksi Hanura itu pun menilai peralatan dan teknologi yang digunakan PT DI sudah ketinggalan zaman. Namun di sisi lain menurut dia, tuntutan agar PT DI untuk merakit helikopter dan pesawat terlalu banyak.
"Sekarang peralatan PT DI banyak yang sudah tua itu yang membuat keterlambatan," kata Inas.
Inas berharap PT DI bisa segera melakukan revitalisasi perlengakapn perakitan di dalam negeri walaupun mahal namun hal tersebut perlu dilakukan.
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantuo telah bertemu Panglima Pasifik militer Amerika Serikat General Robert Brown.
Baca Juga: PT Dirgantara Indonesia Luncurkan Pesawat CN-245 di 2018
Dalam pertemuan tersebut Gatot menyampaikan bahwa TNI sangat apresiasi atas bantuan Alutsista F-16 dan Helikopter Serang Apache AH-64, di mana telah mendorong Kasad Jenderal TNI Mulyono untuk membeli helikopter angkut Black Hawk. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas