Komisi V DPR RI mendorong pemerintah menjadikan jalur puncak II sebagai jalan nasional. Akses yang menghubungkan Jakarta- Cianjur diharapkan proses pembangunannya mulai dilaksanakan pada 2018 mendatang.
Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djamy Francis mengatakan, ditahun 2012-2015 tidak ada intervensi Komisi V DPR RI. Kemudian pada tahun 2016 Komisi V DPR RRI telah melakukan rapat dengan DPRD dan juga telah melakukan rapat kerja dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Hasilnya, sambung Fary, mendorong kembali pembangunan Jalan strategis nasional jalur puncak II ini dan sudah direncanakan dialokasi anggaran 2019. Ini dengan catatan pada 2017-2018 ini persoalan pembebasan lahan serta masalah sosial lainnya sudah diselesaikan.
"Sebetulnya rencana pembangunan jalur puncak II ini telah diusulkan pada 2015. Tapi itu belum dibahas oleh Komisi V karena usulan pemerintah daerah kepemerintah pusat. Olleh karena itu Komisi V tidak intervensi dan alhasil pembangunannya mangkrak padahal telah ada alokasi anggaran dari pemerintah," ungkap Fary usai melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Cianjur Jawa Barat, bersama para anggota Komisi V DPR RI lainnya, seperti Neng Eem Marhamah Zulfa dan Djoni Rolindrawan, Kamis (5/4/2017).
Dari hasil kunjungan kerja Komisi V DPR RI, lanjutnya, dengan melihat secara langsung maka dihasilkan sebuah solusi yaitu, apabila pemerintah khususnya pemerintah daerah sudah dapat menyelesaikan permasalahan lahan dan sosial yang selama ini menjadi catatan dapat didorong dan dipercepat pelaksanaan pembangunannya pada 2018 nanti.
"Untuk itu disegerakan permasalahan lahan dan sosial diselesaikan maka kami dapat lebih mengintervensi tahun depan sudah dapat dilaksanakan," tegas politisi Partai Gerindra itu.
Untuk alokasi anggaran pembangunannya, kata Fary, kurang lebih sekitar Rp679 miliar dan ditambah anggaran padaa 2015 Rp50 miliar.
Disinggung wilayah mana saja di Indonesia yang juga didorong untuk percepatan pembangunan infrastruktur mulai dari jalan, jembatan dan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Hingga Februari, KPR Subsidi Telah Capai Rp28,26 Triliun
Anggota Komisi V DPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa menambahkan, jalur puncak II ini adalah suatu solusi yang paling tepat, karena jalur puncak I itu telah krowdit. "Jalur puncak kita ketahui macetnya bukan main. Terlebih dihari libur," kata politisi PKB itu dilokasi yang sama.
Jalur puncak II ini nantinya, urai Eem, akan menghubungkan langsung Jakarta-Cianjur. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi warga Cianjur akan timbuh pesat.
"Dengan akses Jalan yang memadai maka secara tidak langsung roda perekonomian bagi warga akan membaik. Khususnya wargaa Cianjur, destinasi wisata mereka pasti akan semakin ramai dikunjungi. Karena selama ini kurang ramai lantaran akses jalan yang kurang memadai," papar Eem.
Dia menambahkan, dia Cianjur terdapat Istana Presiden dan tepatnya di wilayah Cipanas, dengan adanya jalur puncak II nanti, presiden saat mengunjungi istana itu kemungkinan akan lebih dekat.
"Bila melintasi jalur puncak I sudah kerap macet akan bertambah macet bila presiden melintasi jalur itu. Semakin mengganggu masyarakat. Tapi bila melalui jalur puncak II nantinya justru akan semakin dekat," imbuhnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T