Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan bahwa partisipasi buruh dalam gerakan serikat pekerja atau serikat buruh terus menurun dibanding awal reformasi. Menurutnya, kondisi ini harusnya menjadi cermin bagi gerakan buruh untuk melakukan evaluasi diri.
"Saat ini partisipasi kaum buruh dalam gerakan serikat buruh semakin menurun. Ini seharusnya menjadi koreksi bagi teman-teman serikat buruh mengapa hal ini terjadi," kata Hanif usai diskusi "quo vadis sejarah perjalanan serikat pekerja/serikat buruh di Indonesia" di Jakarta, Selasa (25/4/2017).
Hanif menyatakan saat ini partisipasi kaum buruh dalam gerakan serikat pekerja atau serikat buruh menurun menjadi 3,2 juta orang. Padahal sebelumnya partisipasi kaum buruh mencapai 3,4 juta orang. "Ini menurun jauh dibandingkan awal reformasi. Waktu itu partisipasi kaum buruh dalam gerakan serikat pekerja mencapai 8 juta orang," ujarnya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut menengarai ada banyak faktor yang membuat partisipasi kaum buruh dalam gerakan serikat terus menurun. Salah satunya adalah masalah citra atau reputasi gerakan buruh yang dianggap identik dengan konflik.
"Ini tak lepas dari paradigma gerakan buruh di Indonesia selama ini. Sejak masa Orde Lama, Orde Baru, hingga masa reformasi saat ini, paradigma gerakan buruh tidak berubah. Gerakan buruh selalu mengambil posisi berhadap-hadapan dengan pemerintah dan dunia usaha. Mungkin ini tak lepas dari kultur gerakan buruh yang memang banyak yang "Kiri"," ujar Hanif.
Oleh sebab itu, Hanif meminta para buruh untuk mengubah paragigma membangun hubungan yang semula berhadap-hadapan dengan pemerintah dan dunia usaha, menjadi bersinergi. Sehingga ada kemauan bersama untuk menciptakan titik temu mengatasi persoalan perburuhan yang ada.
"Meskipun pemerintah memang mempunyai otoritas sebagai regulator, tetap membutuhkan kemauan bersinergi antara dunia usaha dengan buruh," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya