Pengamat ekonomi dari Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno Salamuddin Daeng mengkritik semakin mahalnya tarif dasar listrik (TDL) yang harus dipikul rakyat Indonesia. Kenyataaan ini sangat ironis ketika harga sumber energi minyak, batubara, gas, energi terbaharukan di dunia turun.
"Anehnya harga listrik di Indonesia membumbung setinggi langit. Rakyat menjerit, industri merintih, perusahaan kecil menengah sekarat karena tak mampu menahan beban kenaikan harga listrik," kata Salamudin di Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Anehnya, menurut Salamudin, pemerintahan Presiden Joko Widodo bagai dikejar setan untuk menaikkan harga listrik. Pemerintah memaksakan kebijakan neoliberalisme dalam sektor ketenagalistrikan, agar tersedia kesempatan merampok bagi oligarki dan mafia listrik.
"Mafia listrik dijalankan dengan merancang mega proyek listrik dalam skala yang besar mencapai 70 ribu megawatt. Proyek besar ini ditenggarai adalah proyek bancakan para oligrki dan mafia listrik yang mengendalikan pemerintahan Jokowi, bersama para saudagar yang bersekongkol dengan korporasi asing," jelasnya.
Salamudin menegaskan tidak ada urgensinya proyek sebesar itu, namun tetap dipaksakan. Ia mengaku heran karena sebagian besar proyek pembangkit listrik ada di Pulau Jawa yang notabene mengalami kelebihan pasokan listrik. Proyek dijalankan dengan skema Publik Private Partnership (PPP) atau negara bekerjasama dengan para pebisnis swasta yang notane mereka adalah juga elite penguasa.
"Model perampokan yang dilakukan oleh mafia listrik dan neo maling dilakukan melalui proyek Engineering Procurement and Construction (EPC) yang dibiayai dengan utang luar negeri melalui APBN dan melalui utang PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dengan demikian maka proyek listrik merupakan lahan yang subur bagi oligarki yang menguasai pemerintahan Jokowi dan elite PLN dalam mengeruk uang," jelas Salamuddin.
Proyek yang dijalankan melalui EPC seluruh belanja ditentukan oleh yang membiayai proyek yakni pemberi utang dan penyedia dana. Salamudin menuturkan bahwa ini lahan yang empuk sekali untuk korupsi dan merampok di sektor hajat hidup orang banyak.
Ia menengarai mafia listrik menjalankan perampokannya dengan skema full cost recovery dimana PLN wajib membeli listrik swasta termasuk kelebihan produksi swasta tersebut. "Ini adalah bancakan luar biasa oleh mafia listrik. Siapa yang bisa mengetahui harga itu wajar, siapa yang bisa mengetahui produksi itu lebih? Kantong PLN yang merupakan keuangan negara dan hasil berhutang dengan menjual PLN dikuras sampai kering," tuturnya.
Salamudin menuding Presiden Jokowi tidak mampu menjaga tidak mampu. "Jokowi telah melanggar Putusan MK yang melarang neoliberalisme dalam sektor ketenagalistrikan. Lalu apa landasan dari semua kebijakan Jokowi?," ucap Salamuddin.
Baca Juga: Strategi PLN Turunkan Harga Listrik
Salamudin menuding kebijakan kenaikan tarif listrik yang semakin mahal dipaksakan demi menyelamatkan mega proyek listrik 35 ribu MW. Mega proyek ini, menurutnya menjadi bancakan oligarki penguasa, mafia listrik dan asing yang dibiayai dengan utang APBN dan utang PLN.
"Mega proyek listrik adalah lahan yang subur untuk mendapatkan uang sebagai sumber dana penguasa untuk persiapan pemilu 2019," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Bank Mandiri, Ini Susunan Pengurus Baru
-
OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera