Suara.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menargetkan dapat mendongkrak aset sedikitnya 18 persen menjadi Rp253 triliun hingga akhir 2017 dari posisi saat ini sebesar Rp214 triliun, sehingga perseroan dapat menjadi bank terbesar kelima di Indonesia.
Direktur Utama BTN, Maryono, di Jakarta, Minggu (18/6/2017) malam, mengatakan peningkatan aset tersebut akan mendukung daya saing perseroan menjelang integrasi pasar perbankan di ASEAN secara menyeluruh (ASEAN Banking Integration Framework/ABIF) pada 2020.
"BTN harus melakukan loncatan transformasi, tahun ini juga kami gencarkan efisiensi di sisi operasional," ujar dia.
Saat ini, BTN menempati posisi bank dengan aset terbesar keenam di Indonesia. Maryono mengaku optimistis target pertumbuhan aset itu dapat tercapai. Salah satu upayanya, kata Maryono, BTN akan tetap fokus merambah pasar kredit pemilikan rumah (KPR).
Menurut dia, KPR yang akan disalurkan BTN dalam sisa 2017 untuk program pemerintah satu juta rumah saja akan menambah portofolio sebesar Rp66 triliun.
Hal itu belum ditambah dari portofolio BTN di sektor KPR nonsubsidi dan juga sektor kredit lainnya.
"Di subsidi saja, pangsa pasar kami 97 persen. Itu bisa jauh lebih dari Rp20 triliun," katanya.
Angka Rp20 triliun merupakan estimasi minimal penambahan aset yang harus dipenuhi BTN jika ingin menjadi bank terbesar kelima, menyalip PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Selain tetap agresif di kredit, Maryono mengatakan perseroan juga sedang melakukan efisiensi operasional dengan mengoptimalkan layanan teknologi informasi untuk mencapai target pertumbuhan aset itu.
Kredit BTN, kata Maryono, dijaga minimal dapat tumbuh 18 persen pada 2017 dari sebesar Rp164,44 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh 22-24 persen (yoy) dari penghimpunan DPK 2016 yang sebesar Rp160,19 triliun.
Adapun per April 2017, BTN telah mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 18 persen menjadi Rp170,45 triliun. Sedangkan DPK BTN naik 21,82 persen dari Rp129,29 triliun menjadi Rp157,52 triliun.
"Untuk kualitas aset, BTN ingin memperbaiki rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi di bawah tiga persen (gross) pada akhir tahun," kata Maryono.
Secara jangka panjang, lanjutnya, BTN ingin masuk kategori tertinggi di industri perbankan yakni menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) IV dengan modal inti minimum Rp 30 triliun. Target itu diperkirakan Maryono tercapai pada 2020.
Saat ini, modal inti BTN hingga Mei 2017 sebesar Rp16 triliun. Di akhir 2017, Maryono memperkirakan modal inti BTN akan bertambah lebih Rp3 triliun, sehingga akan mencapai Rp19 triliun.(Antara)
Berita Terkait
-
Cimb Niaga Catat Laba Rp 6,7 Triliun, Perusahaan Bakal Hati-hati Kelola Aset
-
Tumbuh 10,6 Persen, BTN Bukukan Laba Bersih Rp 2,3 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
Sebelum 'Spin-Off', BTN Syariah Bukukan Pembiayaan Tumbuh 18,2 Persen Hingga Agustus 2025
-
Penyaluran Dana Paling Minim, Menkeu Purbaya Tunggu Pimpinan BTN Menghadap
-
Serapan Lambat SAL APBN Disorot Menkeu Purbaya, Ancam Pindahkan Dana Rp 15 Triliun
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!