Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Aulia E Marinto, mengatakan bahwa industri ekonomi digital termasuk e-commmerce mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun ketersediaan data lengkap yang memotret industri digital memang masih terbatas.
"Saat ini iDEA sedang melakukan proses pendataan. Meski belum ada statistik yang jelas, namun perkembangan ecommerce terasa pesat dalam beberapa tahun terakhir. Ini terlihat dari pesatnya iklan ecommerce di televisi dan internet," kata Aulia saat dihubungi oleh Suara.com, Kamis (5/10/2017).
Secara umum, idEA mengakui bahwa industri e-commerce di Indonesia kinit tengah menghadapi tantangan dari segala segi. Ini konsekuensi dari kemunculannya sebagai industri jenis baru.
"Mulai dari segi kualitas SDM, pendanaaan dan lain sebagainya. Berbeda dengan industri lama yang sudah mapan," ujarnya.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, menurutnya, pemerintah sudah lebih menunjukkan keberpihakan terhadap industri e-commerce. Terutama dengan keluarnya Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XIV. Ini menjadi roadmap dalam perumusan kebijakn ecommerce.
"Walaupun saat ini pemerintah tengah menggodok peraturan turunan dari PKE XIV tersebut. Tentunya dengan melibatkan berbagai stake holder seperti iDEA," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia di era Presiden Joko Widodo memiliki sebuah visi besar dalam sektor ekonomi digital. Presiden Jokowi menargetkan Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada 2020, dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai 130 juta Dolar Amerika Serikat pada tahun 2020.
Meskipun visi ini terkesan ambisius, namun Pemerintah memiliki dasar yang kuat dalam mencanangkan target ini. Salah satu alasan yang kuat adalah fakta bahwa perilaku masyarakat Indonesia sangat berorientasi digital. Data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) serta We Are Social menyebutkan bahwa pengguna internet Indonesia berada di kisaran 52 persen, dan sebagian besar diantaranya mengakses internet secara mobile selama 4 jam per hari.
Baca Juga: Ajang Ini Bantu 'Creativepreneur' Muda Masuk Pasar e-Commerce
Lebih jauh, saat ini terdapat 370 juta kartu SIM aktif di Indonesia, jauh lebih besar dari populasi Indonesia yang sudah hampir mencapai 270 juta penduduk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
BCA Syariah Wujudkan Harmoni Digitalisasi dengan Nilai Luhur Spiritual
-
Mayoritas Terus Merugi, Belasan BUMN Asuransi Akan Dipangkas dan Disisakan 3 Saja
-
Hana Bank Mulai Serius Garap UMKM
-
Perlindungan Dana Nasabah di Rekening Dormant
-
Janji Pangkas Waktu Pembayaran Kompensasi ke BUMN, Purbaya: Jangan Rugi Terus!
-
Purbaya Sidak Bank Himbara Secara Acak, Ini 2 Hal yang Dicari
-
DPR Cecar Menkeu Purbaya, Diminta Jangan Cepat Percaya Laporan Anak Buah
-
Diisukan Renggang dengan Deddy Corbuzier, Sabrina Chairunnisa Punya Deretan Bisnis Sukses
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Selasa
-
IHSG Anjlok Hari Ini Imbas ADB Turunkan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia