Suara.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal menilai awal tahun 2018 ini kehidupan masyarakat semakin sulit. Hal tersebut lantaran naiknya harga beras sebagai konsumsi utama rakyat Indonesia.
“Kenaikan harga beras ini merupakan kado pahit dari Pemerintahan Jokokwi – JK di awal tahun 2018 untuk buruh dan rakyat kecil,” kata Said Iqbal di Jakarta, Senin (15/1/2018).
Said Iqbal merupakan pendukung Prabowo Subianto di era Pemilihan Presiden 2014. Dia mengerahkan buruh-buruh dari KSPI berkampanye untuk mendukung Prabowo.
Menurut Said Iqbal, kebutuhan pokok masyarakat yang mengalami kenaikan signifikan adalah tarif listik (yang dampaknya masih terasa hingga sekarang), naiknya biaya kontrakan/kost, dan kini diperparah dengan naiknya harga beras.
“Dari ketiga kenaikan harga kebutuhan tersebut, mengakibatkan daya beli buruh turun berkisar antara 20 sampai 25 persen,” katanya.
Padahal kenaikan upah di tahun 2018 hanya sebesar 8,71 persen. Dengan demikian buruh dalam kehidupan sehari-seharinya pada tahun 2018 akan nombok (berhutang) berkisar antara 300 ribu hingga 500 ribu rupiah per bulan.
"Dengan berhutang karena upah yang mereka terima tidak mencukupi untuk membiayai kebutuhan hidup, itu artinya daya beli buruh makin anjlok," ujarnya.
Alasan buruh dari KSPI menolak impor beras yang akan dilakukan Pemerintah sebesar 500 ribu ton, karena hal ini akan memukul daya beli petani. Apalagi, diperkirakan bulan Februari akan ada panen besar. Dengan adanya impor beras, maka harga jual beras dari petani akan terpukul. Harga beras petani jatuh. Sehingga pendapatan petani semakin turun, yang membuat daya beli petani anjlok.
Buruh dan petani adalah kelompok masyarakat yang paling rentan terpukul daya belinya dengan kenaikan harga beras dan listrik dan kenaikan harga sewa kontrakan. Oleh karena itu, sekali lagi, KSPI mendesak Presiden Joko Widodo agar jangan terlena dengan adagium tahun 2018 adalah tahun politik sehingga melupakan kesejahteraan buruh, petani, dan rakyat kecil.
Baca Juga: KSPI Kecam Kenaikan Harga Beras Sebagai Kado Pahit Rezim Jokowi
KSPI dan FSPMI sedang mempersiapkan aksi besar-besaran di 50 kota besar yang melibatkan puuhan ribu buruh bilamana sampai dengan akhir Januari 2018 Pemerintah tidak bisa menurunkan harga beras.
Aksi yang akan digalang KSPI dan FSPMI tersebut direncanakan akan digelar serentak pada tanggal 6 Februari dengan tiga tuntutan rakyat atau Tritura, yaitu: turunkan harga beras, stop impor beras, naikkan daya beli, tolak upah murah, dan jangan pilih pimpinan daerah yang busuk.
Tag
Berita Terkait
-
IPB Akui Produksi Beras Nasional Pada 2017 Turun Dibanding 2016
-
KSPI Kecam Kenaikan Harga Beras Sebagai Kado Pahit Rezim Jokowi
-
Tekan Kenaikan Harga Beras, Pemerintah Pakai Jurus Ini
-
3 Buruh Tewas, Polisi Sita "Site Plan" Apartemen Pakubuwono
-
KSPI Minta Perusahaan Tak Larang Karyawan Menikahi Teman Sekantor
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
KOWANI Gandeng SheTrades: Rahasia UMKM Perempuan Naik Kelas ke Pasar Global!
-
Harga Perak Antam Naik Berturut-turut, Melonjak Rp 27.664 per Gram Hari Ini
-
Waspada! Rupiah Tembus Rp16.714, Simak Dampak Global dan Domestik Ini
-
Emas Antam Lagi Tren Naik, Harganya Kini Rp 2.367.000 per Gram
-
IHSG Bangkit di Awal Sesi, Cek saham-saham yang Cuan
-
Waduh, Potensi Kerugian Akibat Serangan Siber Tembus Rp 397,26 Kuadriliun
-
Bank Mandiri Kucurkan Rp 38,11 Triliun KUR hingga Oktober 2025
-
Permintaan Naik, BI Prediksi Penjualan Eceran Kian Meningkat Akhir 2025
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Apa Itu Transaksi Reversal? Waspadai 5 Penyebab Tak Terduganya