Suara.com - PT. TIMAH Tbk selaku anggota Holding BUMN Industri Pertambangan menggelar Rapat Umuma Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2017 pada Senin (16/4/2018) di Hotel Borobudur Jakarta. Putusan RUPS
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2017 menetapkan untuk membagikan deviden sebesar 35 persen kepada pemegang saham.
"Rapat juga memutuskan perubahan pengurus di Dewan Komisaris dimana Komisaris Mochtar Husein digantikan oleh
Rudy Suhendar," kata Direktur Utama PT TIMAH Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani.
Emiten berkode TINS tersebut berhasil meningkatkan kinerja yang ditandai dengan peningkatan laba bersih akhir periode 2017 sebesar 99 persen dari tahun 2016 menjadi Rp502 miliar. Riza mengatakan bahwa strategi yang telah disusun pada tahun sebelumnya telah dilaksanakan secara konsisten. "Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kinerja keuangan maupun kinerja operasi," ujarnya.
Selama tahun 2017 Perseroan telah melakukan pembelanjaan modal (capital expenditure) sebesar Rp779,81 miliar, dimana dana tersebut dialokasikan untuk pembesaran kapasitas pada mesin dan instalasi, sarana pendukung produksi, rekondisi dan replacement serta pembangunan teknologi fuming. Belanja modal tersebut telah berhasil meningkatkan volume produksi bijih timah sebesar 29,26 persen dari 24,121 ton pada akhir tahun 2016 menjadi 31,178 ton pada akhir tahun 2017.
Selama tahun 2017, terdapat beberapa kejadian penting terkait implementasi strategi PT Timah Tbk untuk mencapai visinya menjadi Perusahaan pertambangan terkemuka di dunia yang ramah lingkungan antara lain:
- Penandatanganan kerjasama eksploitasi timah di Nigeria dengan Topwide Ventures Limited pada tanggal 7 Agustus 2017 sebagai implementasi strategi ekspansi internasional bisnis timah dan menambah potensi jumlah sumber daya dan cadangan.
- Penandatanganan kerjasama strategis dengan Yunnan Tin Group pada tanggal 14
September 2017 sebagai implementasi strategi pengembangan dan pemasaran bisnis
hilir timah. - Penerbitan Obligasi dan Sukuk Ijarah Tahap I sebesar Rp1,5 triliun pada tanggal 28
September 2017 sebagai implementasi strategi pembiayaan perusahaan yang efektif
dan efisien. - Menjadi anggota Holding BUMN Industri Pertambangan pada tanggal 29 Nopember
2017. - Sejak tahun 1998 PT Timah Tbk telah mengembangkan industri hilir logam timah melalui entitas anak yang dimiliki secara langsung yaitu PT Timah Industri dengah hasil produksi tin chemical dan tin solder.
Sebagai bentuk implementasi strategi pengembangan bisnis hilir timah, Perseroan menandatangani kerjasama strategis dengan Yunnan Tin Group selaku produsen timah terbesar dunia dalam memasarkan produk hilir. Upaya ini membuahkan hasil dimana penjualan tin chemical dan tin solder mengalami peningkatan yang signifikan.
Selain itu, PT Timah bekerja sama dengan anggota Holding BUMN Industri Pertambangan maupun dengan BUMN lainnya. Sinergi yang dilakukan dengan anggota Holding BUMN Industri Pertambangan yaitu PT Bukit Asam Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk, Perseroan melakukan kerja sama untuk kegiatan eksplorasi dan pengadaan bahan baku.
Untuk kegiatan eksplorasi, Perseroan melakukan kerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk terkait jasa pemboran darat untuk pengembangan tambang timah primer. Adapun dalam proses peleburan logam timah, Perseroan bekerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk untuk pengadaan antrasit.
Sedangkan sinergi dengan BUMN lainnya, Perseroan bekerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk melakukan kerjasama layanan perbankan berupa pembayaran fasilitas bagi mitra Perusahaan dalam bentuk kartu tambang yang bertujuan untuk mempermudah pembayaran imbal jasa kepada mitra tambang Perusahaan. "Disamping itu Perseroan juga bekerja sama dengan Pertamina (Persero) dalam pengadaan bahan bakar HSD," tambahnya.
Kontribusi PT Timah terhadap Negara
Kinerja PT Timah juga memberikan peningkatan kontribusi terhadap nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk kontribusi berupa pajak yang dibayarkan oleh Perseroan meningkat 120 persen yaitu sebesar Rp409 miliar jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp185 miliar dan royalti naik sebesar 52 persen atau sebesar Rp263 miliar dari tahun sebelumya sebesar Rp173 miliar.
Berdasarkan data International Tin Association (ITA), pada tahun 2017 konsumsi logam timah dunia meningkat sebesar 3.2 persen. Dari data tersebut, penggunaan logam timah tidak hanya digunakan untuk elektronik dan tin plate saja, melainkan juga dikembangkan dalam pembuatan batere lithium, penggunaan komponen industri dan otomotif, PVC stabilizer
yang lebih ramah lingkungan, dan lain sebagainya.
"Seiring penggunaan timah yang terus berkembang tersebut, maka kebutuhan timah dunia pun diproyeksikan akan ikut meningkat sehingga industri pertimahan di tanah air dapat terus tumbuh dan berkembang," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
-
BRI Raih Penghargaan Top 50 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Besar 2025
-
Kinerja Keuangan Kuat, BRI Raih Penghargaan dan Apresiasi di Sektor Pasar Modal
-
Catat Laba Bersih Rp389 M, KB Bank Perkuat Struktur Manajemen Lewat Pengangkatan Widodo Suryadi
-
Harga Saham EMAS Tembus Rp 3.300, Analis Beberkan Prospek ke Depannya
-
Anak Usaha Produsen Susu dan Es Krim Diamond Digugat PKPU, Dianggap Punya Utang Rp367 Juta
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera