Suara.com - Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01, Maruf Amin mengatakan, sudah menyiapkan program ekonomi selama lima tahun ke depan jika terpilih di Pilpres 2019. Program itu disebutnya sebagai konsep arus baru ekonomi Indonesia.
Menurut Maruf Amin, arus baru ekonomi Indonesia itu yakni ekonomi yang berkeadilan sesuai butir Pancasila sila ke lima.
"Ya intinya itu kan ekonomi berkeadilan, ekonomi yang mengimplementasikan sila ke lima, menghilangkan kesenjangan-kesenjangan antara yang kaya dan miskin, antar daerah, antar produk nasional dengan produk global," ujar Maruf Amin di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018) malam.
Karenanya, kata Ma'ruf, untuk menghilangkan disparitas perlu adanya ekonomi keumatan atau ekonomi kerakyatan.
"Bagian terbesar bangsa ini adalah umat kalau umatnya kuat bisa kuat, kalau umatnya lemah bangsa ini lemah, sebabnya kemudian lahir konsep-konsep antara lain yaitu redistribusi aset supaya masyarakat memperoleh akses bahan yang selama ini hanya dikuasai segelintir elit dan bisa di didistibusikan," ujar dia.
Tak hanya itu, arus baru ekonomi juga harus diisi konsep kemitraan dengan kolaborasi antar pengusaha. Mengkolaborasi antara pengusaha yang lemah dengan yang kuat, sehingga terjadi penguatan-penguatan baik yang kuat, juga yang lemah, sama-sama kuat.
"Ini kita harapkan ke depan itu sudah melakukan berbagai upaya baik melalui koperasi dengan pengusaha kuat baik yang sifatnya itu aspek atau bidang finansial sektor finansial, adanya budidaya pertanian jagung, menanam singkong penanaman kacang bekerjasama dengan pengusaha kuat dengan seperti terjadi di beberapa daerah dan juga sektor riil dengan lalu juga ada di sektor jasa," Maruf Amin menjelaskan.
Lebih lanjut, Ketua MUI aktif itu menambahkan penguatan-penguatan ekonomi masyarakat bukan dalam arti ekonomi baru, melainkan sudah dimulai oleh Presiden Jokowi dari awal pemerintah kepemimpinan Jokowi sejak 2014 silam.
"Jadi harapan saya dengan arus baru ekonomi Indonesia ini terjadi menghilangkan berbagai disparitas yang sangat tertinggal, sehingga perlu adanya upaya-upaya penyeimbangaan. Juga produk-produk kita yang masih punya produk kita mempunyai kualitas yang baik yang bisa bersaing, tapi karena diberi nilai tambah sehingga tak mampu bersaing," tandasnya.
Baca Juga: Susul Kak Yanita, William Tewas Setelah Kritis Tertimpa Beton
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
6 Fakta Uang Rampasan KPK Dipajang: Ratusan Miliar, Pinjaman Bank?
-
Cara Membuat QRIS untuk UMKM, Ini Syarat yang Harus Dipersiapkan
-
Alasan Menteri Maruarar Sirait Minta SLIK OJK Dihapus atau Pemutihan Pinjol
-
Pesan Bahlil untuk Shell dan Vivo: Walaupun Tidak Menjual Bensin, Kebutuhan Rakyat Tersedia
-
BRI Peduli Sumbang Mobil Operasional Demi Peningkatan Mutu Pendidikan
-
Akui Ada Pengajuan Izin Bursa Kripto Baru, OJK: Prosesnya Masih Panjang
-
Saham AS Jeblok, Bitcoin Anjlok ke Level Terendah 7 Bulan!
-
Baru 3,18 Juta Akun Terdaftar, Kemenkeu Wajibkan ASN-TNI-Polri Aktivasi Coretax 31 Desember
-
BUMN-Swasta Mulai Kolaborasi Perkuat Sistem Logistik Nasional
-
IHSG Lesu Imbas Sentimen Global, Apa Saja Saham yang Top Gainers Hari Ini