Suara.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Fadhil Hasan menilai, Indonesia tak seharusnya anti asing. Karena Indonesia kekinian dinilainya sangat membutuhkan asing dari sisi investasi.
Fadhil menjelaskan, investasi asing adalah cara agarperekonomian nasional tumbuh lebih dari 5 persen.
"Jadi Indonesia masih memerlukan investasi asing. Kalau ada calon presiden yang anti asing atau aseng itu enggak usah di rekomendasikan lah," kata Fadhil dalam sebuah diskusi di Gedung ITS Tower, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (11/4/2019).
Fadhil menuturkan, investasi juga masih tertahan rasio kredit yang rendah saat ini. Rasio kredit Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kekinian masih rendah, yakni sekitar 47 persen terhadap PDB.
Untuk diketahui, rasio kredit sangat berimplikasi pada investasi. Pasalnya, para pelaku usaha tak bisa berinvestasi kalau tak ada pinjaman dari kredit.
"Rasio kredit ke PDB itu 47 persen atau di bawah 50 persen. Kita perlu asing dalam arti investasi," ucap dia.
Sementara Ekonom Senior INDEF lainnya, Nawir Messi menuturkan, untuk menumbuhkan ekonomi Indonesia pada kisaran 6-7 persen, maka pemerintah harus terus menjaring modal asing.
Namun masalahnya, terang dia, saat ini rasio produktivitas Indonesia atau ICOR (Implemental Capital To Output Ratio) masih tinggi.
Karenanya, ia menyarankan pemerintah harus menjaring modal asing yang banyak untuk menumbuhkan ekonomi.
Baca Juga: Perang Saudara Tersaji di Perempat Final Singapore Open 2019
Saat ini, rasio ICOR Indonesia masih di kisaran 6,1 persen. Artinya, untuk menumbuhkan ekonomi 1 persen butuh penambahan investasi sebesar 6,1 persen.
"Kalau mau tumbuh 6-7 persen enggak ada pilihan kecuali modal asing. Permasalahan kita yang besar adalah ICOR yang terlalu tinggi. Oleh karena itu tidak ada pilihan kecuali modal asing masuk.”
Berita Terkait
-
Cerita Faisal Basri Terzalimi Mahalnya Harga Tiket Garuda Indonesia
-
Faisal Basri Sebut Lion Air dan Garuda Berbohong Telah Turunkan Harga Tiket
-
Berpenghasilan Fantastis, Youtuber Diminta Bayar Pajak
-
Tiket Pesawat Mahal, Lion dan Garuda Diduga Biang Keroknya
-
Kala Murahnya Rokok Kretek Asing Ketimbang Lokal Dipertanyakan
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden