Suara.com - Sektor pertanian di era digitalisasi semakin menarik dan digeluti banyak generasi muda. Era ini makin membuktikan bahwa pertanian tak lagi bisa diremehkan.
Digitalisasi dan penggunaan internet untuk pertanian terus digencarkan pemerintah, yang berusaha mentransformasi dari pertanian tradisional menuju pertanian modern. Nah untuk kalian, berikut ini ada 10 alasan mengapa kita tidak boleh meremehkan sektor pertanian;
1. Ekspor komoditas pertanian semakin gencar
Seperti diketahui bersama, Kementerian Pertanian (Kementan) sedang aktif mendorong dan membuka peluang ekspor dengan beberapa negara di Asia, Eropa dan Amerika. Usaha ini bahkan sudah membuahkan hasil, yakni ketika kita bisa memasukkan komoditas kita ke negara dengan pasar besar seperti Jepang, Spanyol dan Amerika Serikat. Adapun komoditas ekspor potensial yang dikirim antara lain buah tropika, padi, jagung dan olahan ayam.
2. Makanan yang kita makan setiap hari terbuat dari tumbuhan atau hewan
Selama kamu masih membutuhkan makanan, masih mengkonsumsi daging, telur, sayur, buah, dan nasi atau jagung, itu artinya kamu harus bersyukur karena masih memiliki petani dan peternak. Berarti masih ada orang yang setiap hari bersentuhan langsung dengan kebun, sawah dan peternakan.
Nah, untuk kalian yang belum tahu, saat ini di sektor pertanian juga sedang terjadi regenerasi petani, dari para petani tua kepada anak muda. Banyak generasi milenial yang menilai bahwa sektor pertanian adalah mata pencaharian yang menjanjikan dan bergengsi.
3. Pertanian adalah sektor yang menantang dan masih banyak peluang
Pernahkan kamu mendengar berbagai bidang studi terkait produksi, pemuliaan tanaman dan proteksi tanaman? Tantangan yang masih kita hadapi di lapangan bisa berupa hama, lahan yang suboptimal atau kekeringan dan banjir, yang membuat produksi tanaman merosot.
Nah, tantangan ini tentu memanggil kamu yang berjiwa muda untuk bergabung di sektor ini dan memecahkan persoalan yang dihadapi. Sebagai manusia yang memiliki potensi dan mengembang tugas mulia, pertanian sangat mennatang.
Betapa bangganya bangsa ini memiliki kamu yang akan menyelamatkan dan menyediakan pangan untuk orang banyak. Dengan kata lain, kamu menyelamatkan sektor pangan negara.
4. Mahasiswa jurusan pertanian terus berinovasi untuk meningkatkan produksi
Seiring dengan banyaknya anak muda yang masuk fakultas pertanian di berbagai universitas seluruh Indonesia, maka harapan semakin kuat dan bangsa ini tengah menuju lumbung pangan dunia makin nyata. Kaum intelektual ini dituntut untuk terus berinovasi mengembangkan dan meningkatkan sektor pertanian menjadi lebih baik. Contohnya, dikembangkanya 6 Politeknik Pertanian, sebagai sekolah tinggi yang akan menjawab kebutuhan inovasi di lapangan.
Baca Juga: Cetak Sawah Baru, Kerja Sama Kementan dan TNI Terus Dilakukan
5. Mahasiswa pertanian diharap mampu menjawab semua pertanyaan petani
Sebagai mahasiswa, yang juga kalangan yang menyandang status kaum intelektual, mereka harus belajar serius dalam menyerap semua materi pelajaran di kampus. Ini tak lain untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan agar bisa menjawab persoalan para petani di lapangan.
Petani kadang menguji mereka dengan pertanyaan-pertanyaan. Petani menantang untuk memecahkan masalah yang dihadapi di lapangan, dari persoalan budi daya sampai pasar.
6. Lulusan pertanian bisa mandiri tanpa harus mencari pekerjaan
Selesai sekolah atau kuliah, satu yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah soal masa depan, dimana akan bekerja dan apa bidang kerjanya. Semua pertanyaan itu bisa kamu patahkan jika kamu adalah lulusan pertanian.
Mahasiswa lulusan pertanian sudah pasti dapat memilih bidang kerja dan peluang besar berkiprah di sektor pertanian kita yang sangat menantang dan potensial. Kamu tidak perlu mencari pekerjaan sebagai lulusan pertanian, tinggal mempraktikan ilmu yang didapat dan menciptakan lapangan kerja sendiri.
7. Pertanian adalah bisnis
Bicara pertanian berarti kita sedang membicarakan bisnis yang menjanjikan. Ini adalah sektor kebutuhan dasar manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tak perlu diuraikan lebih jauh, konsumsi makan kita sudah pasti bersumber dari sektor pertanian dan peternakan.
Bisnis pertanian variasinya sangat banyak, bisa di bagian hulu dalam penyediaan alat mesin dan sarana produksi, maupun di hilir dalam pascapanen dan pemasaran.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen