Suara.com - Setelah 3 hari melakukan in class training, peserta Pelatihan Kapasitas Petugas dan Petani Dalam Adaptasi Perubahan Iklim Tingkat Usaha Tani (API-TUT) 2019 diajak kunjungan lapang ke dam parit di Desa Girimukti, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat.
Sebanyak 58 orang peserta yang datang dari 25 Kabupaten di 8 Provinsi terlihat antusias meskipun cuaca terik ketika tiba di Desa Cipongkor. Mereka melihat secara langsung dam parit dengan bantuan pemerintah senilai Rp 120 juta dan dibangun secara swakelola oleh masyarakat.
Ketua Poktan Trio Aren, Asep Heri menerima langsung rombongan dan menjelaskan proses pengajuan dam parit yang disetujui oleh Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) pada tahun 2018 silam.
“Dulu kami harus buat bendungan sementara dari bambu dan jerami. Tapi sering jebol. Sehingga atas desakan masyarakat, Poktan mengajukan proposal untuk memperoleh bantuan embung. Tapi ternyata setelah disurvei, lebih cocok dibuat dam parit," ujar Asep kunjungan lapang peserta Pelatihan Kapasitas Petugas dan Petani Dalam Adaptasi Perubahan Iklim Tingkat Usaha Tani (API-TUT) 2019 di Desa Girimukti, Kamis (27/6/2019).
Untuk diketahui, dam parit dibangun dengan membendung sungai kecil atau parit alami. Dalam pengembangan dam parit, sungai yang dibendung memiliki debit minimal 5 liter per detik dan dengan luas lahan usaha tani yang dapat diairi minimal 25 ha.
Permasalahan seringkali timbul ketika menghadapi musim kemarau di Desa Girimukti, debit air yang seharusnya mengairi sawah di awal pertanaman justru tidak bisa mengalir karena kecil.
“Kami sampai harus pakai bambu dan jerami untuk membendung sementara air agar bisa masuk ke jaringan irigasi. Tapi bendungan sementara itu juga jebol kalau hujan turun," cerita Ketua Poktan Trio Aren, Asep Heri.
Asep menambahkan karena bosan terus menerus harus membuat bendungan sementara, sedangkan padi harus ditanam terus maka Poktan Trio Aren mengajukan untuk memperoleh bantuan infrastruktur air berupa dam parit.
Sejak tahun 2018, dam parit tersebut sudah bisa melayani 50 hektar sawah. Indeks pertanaman pun meningkat dari 2 kali menjadi 2,5 kali.
Baca Juga: Waspada Perubahan Iklim, Kementan Gelar Training Untuk Petani
“Sebelumnya, cuma 2 kali. Itu juga yang (musim) kedua, (produksi) susah payah. Kalau sekarang bisa 2,5 kali dan tidak susah payah," jelas Asep.
Dam parit tersebut tersambung dengan jaringan irigasi tersier sejauh 3 km untuk bisa mengairi sawah seluas 50 ha.
Dalam mengajukan infrastruktur air tersebut, Asep menuturkan dirinya mengajukan untuk pembuatan embung awalnya namun setelah survei ternyata lebih cocok untuk menggunakan tipe dam parit dengan memanfaatkan sungai yang melintas.
“Kita dapat bantuan Rp 120 juta dan kita bangun dengan swakelola dan gotong royong dengan masyarakat," ungkapnya.
Dalam pengelolaan, perawatan dan pengaturan air, masyarakat juga dilakukan bersama-sama. "Kami mengangkat Kepala Sawah yang bertanggung jawab dalam mengatur dan inspeksi air," urainya.
Apalagi jika ada beberapa bagian sawah yang longsor atau rusak sehingga terjadi kebocoran air irigasi. "Kalau bocornya hanya sedikit, ya diperbaiki swadaya. Tapi disini lumayan sering longsor dan itu kita gotong royong," tuturnya.
Berita Terkait
-
Waspada Perubahan Iklim, Kementan Gelar Training Untuk Petani
-
Ditjen PSP Bahas Pengembangan Sumber Daya Pertanian untuk Trans Papua
-
Selandia Baru Apresiasi Indonesia Cetak Generasi Muda Pertanian
-
Unik, Kementan dan FAO Siapkan 19 Orang untuk Jadi Detektif Penyakit Hewan
-
Kementan Gelar Pelatihan Teknis Alsintan di Kudus
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
Terkini
-
PT Pegadaian Raih Indonesia's In-House Counsel Awards 2025, Perkuat Integritas dan Inovasi Hukum
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh Hari Ini
-
Ngeri! Utang Pinjol Makin Menggila Tumbuh 21 Persen dalam Setahun, OJK Beberkan Alasannya
-
Mandatori Biodiesel B50 Diterapkan Mulai 2026, Bahlil: Maksimalkan Potensi Sawit
-
Generasi Muda Jadi Kunci Transformasi Energi RI, Begini Penjelasan Pakar
-
ESDM Wanti-wanti Freeport Indonesia, Insiden Longsor Tambang Jangan terulang!
-
IHSG Sempat Hijau di Awal Sesi, Lalu Bergerak Turun, Ini Biang Keroknya
-
Gaji ASN Naik dalam Perpres Nomor 79 Tahun 2025, Pensiunan Apakah Dapat Kenaikan?
-
Wall Street Loyo, Bursa Saham Asia Berjaya: IHSG Ikut Siapa Hari Ini?
-
Harga Emas Pegadaian Hari Ini: Antam Naik Terus Jadi Rp 2.419.000 per Gram!