Suara.com - Pengadaan irigasi air dangkal merupakan salah satu upaya petani di Magetan, Jawa Timur, untuk mencegah tanaman mengalami puso di musim kemarau. Musim kemarau tahun ini dirasakan cukup pelik bagi petani Magetan.
Menurut data, dari 18 kecamatan, 6 kecamatan diantaranya mengalami kekeringan. Kawasan itu adalah Kecamatan Karas, Sukomoro, Panekan, Magetan, Ngariboyo dan Parang, yang umumnya merupakan sawah irigasi teknis.
Adapun total luas lahan sawah yang terdampak kekeringan kurang lebih 195 hektare, dengan umur tanaman bervariasi, antara 40 - 85 HST dan tingkat kekeringan antara kering ringan, sedang, berat dan puso.
Tim Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian melibatkan dinas pertanian dan petani setempat untuk langsung melakukan monitoring dan mendapatkan beberapa faktor penyebab kekeringan tersebut.
"Adanya kerusakan pintu air Waduk Gonggang mengakibatkan turunnya debit air suplai irigasi, dari yang semula 350 liter per detik menjadi 38 liter per detik. Akibatnya diberlakukan sistem giliran air, tetapi tetap tidak bisa mengairi sawah sesuai kebutuhan," tutur Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen PSP, Rahmanto, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Keadaan tersebut diperparah dengan hujan yang sudah tidak turun selama 20 hari, yang memperparah terjadinya kekeringan. Sumber air permukaan pun terbatas, sehingga alternatif penanganan jangka pendek dengan pompa air tidak dapat dilakukan.
Lebih lanjut Rahmanto menuturkan, upaya yang sudah dilakukan untuk mencegah puso meluas di Magetan, salah satunya dengan mengusahakan irigasi air tanah dangkal yang kini banyak diterapkan di 10 kecamatan lainnya.
"Sudah ada 14 unit sebenarnya, tapi masih belum maksimal. Makanya kemarin, petani mengajukan lagi untuk bantuan irigasi air tanah dangkal dan irigasi air tanah dalam untuk mengurangi dampak kekeringan agar tidak terjadi puso," tuturnya.
Irigasi air tanah dangkal bisa menjadi solusi lokal untuk daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau daerah pertanian lahan kering, yang hanya bisa melakukan penanaman padi satu kali dalam setahun.
Baca Juga: Kemarau Datang, Kementan Minta Petani Asuransikan Sawahnya Sebelum Ditanami
Air tanah dangkal dengan kedalaman sekitar 4 meter merupakan sumber air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, baik sebagai irigasi utama pada musim kemarau maupun untuk irigasi suplemen di musim gadu. Irigasi menggunakan air tanah dangkal dapat dilakukan dengan mesin pompa air berbahan bakar bensin atau solar.
Berbagai upaya lainnya juga dilakukan, mulai dari koordinasi antara dinas pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Untuk perbaikan pintu Waduk Gonggang yang rusak akan dilaksanakan pada Oktober 2019.
Upaya lain juga dengan melakukan pengaturan dan penerapan pola tanam sesuai anjuran yang spesifik lokasi, yang berdasarkan kondisi agroklimat setempat serta menggunakan varietas berumur genjah serta tahan kekeringan. Selain itu juga sosialisasi dan penyuluhan tentang kondisi musim dan iklim kepada para petani, agar petani memperoleh informasi yang cepat dan akurat tentang fenomena iklim yang akan terjadi, yang dapat berdampak kepada kekeringan.
Kemudian pemberdayaan kelembagaan P3A menuju P3A yang mandiri, sehingga mampu melakukan upaya-upaya antisipasi terhadap kekeringan.
Semua itu dilakukan agar lahan sawah di Kabupaten Magetan yang tersebar di 18 Kecamatan seluas 28.250 hektare tersebut bisa menghasilkan dan menopang produksi nasional.
Berita Terkait
-
Kementan Gelar Rakor dengan TNI, Atasi Dampak Kekeringan 2019
-
Musim Kemarau Ekstrem, Kementan Buat Posko Mitigasi Kekeringan
-
Kementan Gencarkan Program Sapira - Serasi di Kalsel dan Sumsel
-
Kementan Dinilai Mampu Wujudkan Nawacita Presiden Jokowi
-
Kemarau Datang, Kementan Minta Petani Asuransikan Sawahnya Sebelum Ditanami
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
4 Daftar Saham Terafiliasi Haji Isam, Ada Bisnis Kelapa Sawit Sampai Resto Dekat Rumahmu
-
Ada Tambahan 100 Persen TPG dalam THR dan Gaji Ke-13 Tahun 2025? Cek Faktanya
-
OJK : Banyak Masyarakat Indonesia Belum Punya Dana Pensiunan
-
IHSG Meroket ke 8.258 di Sesi I: TLKM Idola, Ini Daftar Saham Paling Banyak Dibeli
-
Masuk Daftar Fortune Southeast Asia 500, Ini Analisis Prospek dan Lapkeu AVIA
-
Siapa Owner PJHB? Emiten IPO yang Incar Dana Lebih dari Rp 150 Miliar
-
Laba Bersih Adhi Karya Rontok 93,62 Persen Hingga Kuartal III-2025
-
BPKN Panggil AQUA, Imbas Dianggap Bohong Soal Jual Produk 'Air Gunung'?
-
Aqua Diduga Gunakan Air Sumur, BPKN Akan Investigasi ke Pabrik
-
Laba Bersih PTRO Naik 141 Persen, Tapi Beban Bunga dan Keuangan Juga Ikut Meroket!