Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan perlu adanya komitmen di seluruh dunia untuk mengatasi penangkapan ilegal ikan. Sebab, aksi illegal fishing menurut Susi adalah kejahatan terorganisir antarnegara.
"Kalau di luar negeri tidak dijaga, nanti pengaruhnya ke Indonesia juga. Kita perlu komitmen dan aksi bersama penting untuk menggalang komitmen dan aksi bersama," ujar Susi Pudjiastuti, Senin (22/7/2019).
Susi menerangkan, saat ini sudah ada 6 negara yang menerapkan kebijakan fleet management system (FMS) atau manajemen armada.
Hal tersebut dilakukan untuk mengawasi suatu negara agar tak lagi ada yang mau menerima ikan dari kapal-kapal ilegal.
"Semua pelabuhan tak boleh menerima hasil tangkapan kapal-kapal ilegal. Kapal-kapal ilegal itu tidak pernah ke pelabuhan. Kalaupun iya, pakai kamuflase kapal ikan bukan kapal kargo," tuturnya.
Selain itu, Susi menerangkan untuk meningkatkan kapasitas dalam bidang perikanan dan keamanan maritim sudah dilakukan untuk kawasan Afrika Timur, Tengah dan Pasifik.
Menurutnya komitmen bersama itu untuk pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030. Selain itu, juga untuk meningkatkan citra positif mendukung diplomasi ekonomi Indonesia di kawasan tersebut.
Berita Terkait
-
Pamer Sepatu Daur Ulang Plastik, Ini Pesan 'Berbahaya' Susi Pudjiastuti
-
Hadapi Pencurian Ikan, Menteri Susi Ingatkan Pentingnya Keamanan Maritim
-
Menteri Susi: Buang Sampah Plastik ke Laut, Tenggelamkan!
-
Susi Lepas 394 Kontainer Berisi Ikan Segar ke Negara Tujuan Ekspor
-
Susi Pudjiastuti dan Najwa Shihab Masuk Daftar Wanita Paling Dikagumi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu