Suara.com - Wabah Covid-19 yang sudah melanda Indonesia sejak awal Maret 2020 kemarin, masih belum bisa dipastikan kapan puncak wabah terjadi, apalagi kapan wabah ini berakhir. Walaupun PSBB atau pembatasan sosial berskala besar sudah dicanangkan oleh pemerintah, namun masih saja ada yang pergi ke kampung halaman, melakukan kegiatan yang tidak penting di luar rumah dan lain sebagainya.
Hal inilah yang membuat para peneliti membuat beberapa ahli memprediksi masa depan Covid-19 di Indonesia. Dilansir dari sebuah media nasional, Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia membuat model untuk menghitung waktu di mana pandemi ini mereda.
Model ini dibuat oleh Barry Mikhael Cavin, Rahmat Al Kafi, Yoshua Yonatan Hamonangan, dan Imanuel M Rustijono.
Data yang digunakan untuk simulasi adalah data kasus kumulatif dari 2-29 Maret 2020, dipublikasikan oleh situs kawalcovid19.id. Model yang digunakan merupakan beberapa kuantitas pada model SIRU, yakni Infected dan Unreported case.
Skenario 1
Skenario 1 diprediksi terjadi apabila per 1 April 2020, tidak ada kebijakan signifikan dan tegas dalam mengurangi interaksi masyarakat di luar rumah. Kegiatan berjalan seperti biasa tanpa ada langkah pencegahan.
Puncak pandemi Covid-19 pada skenario 1 diperkirakan pada 4 Juni 2020, dengan dengan 11.318 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai angka ratusan ribu. Pandemi diperkirakan mereda pada akhir Agustus – awal September 2020.
Skenario 2
Skenario 2 diprediksi terjadi apabila per 1 April 2020, kebijakan dari pemerintah sudah ada, tetapi pemerintah kurang tegas dan kurang strategis dalam mengurangi interaksi masyarakat di luar rumah.
Baca Juga: 14,4 Juta Orang Ngutang Lewat Pinjaman Online, Nilainya Fantastis
“Sepertinya skenario ini yang paling mungkin terjadi jika kondisi saat ini dilanjutkan. Juga, masyarakat tidak disiplin mengimplementasikan physical distancing,” tutur Imanuel.
Puncak pandemi Covid-19 pada skenario 2 diperkirakan pada 2 Mei 2020, dengan dengan akumulasi kasus positif mencapai 60.000 kasus. Pandemi diperkirakan mereda pada Juni hingga awal Juli 2020.
Skenario 3
Skenario 3 diprediksi terjadi apabila per 1 April 2020, diberlakukan kebijakan yang tegas dan strategis dalam mengurangi interaksi masyarakat di luar rumah. Masyarakat juga disiplin dalam mengimplementasikan physical distancing bila melakukan kegiatan di luar rumah.
Puncak pandemi Covid-19 pada skenario 3 diperkirakan pada 16 April 2020, dengan dengan akumulasi kasus positif mencapai 17.000 kasus. Pandemi diperkirakan mereda pada awal Juni 2020.
Skenario Bisa Berubah Bila Anda Tidak Mawas Diri
Perlu dicatat, bahwa ini hanya sebatas skenario atau prediksi saja. Belum ada yang bisa memastikan kapan wabah ini selesai sebelum vaksin ditemukan.
Oleh karena itu, skenario di atas bisa mungkin lebih panjang lagi, bahkan ancaman gelombang ke 2 yang diperkirakan lebih ganas dari sebelumnya masih di depan mata.
Oleh karena itu, tetap ikuti aturan yang dianjurkan oleh WHO dan pemerintah dengan melakukan physical distancing, memakai masker dan menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin. Untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kesehatan, lebih baik Anda lakukan secara online agar tidak melakukan banyak kegiatan di luar rumah.
Di era digital seperti sekarang, kebutuhan pokok dan barang-barang bermanfaat untuk menjaga kesehatan bisa Anda dapatkan di e-commerce kesayangan. Seperti sayur-sayuran, daging, vitamin, alat-alat olahraga hingga hand sanitizer.
Belanja alat-alat kebutuhan pokok dan kesehatan di e-commerce juga bisa memakai berbagai macam metode pembayaran, salah satunya dengan menggunakan pinjaman uang online seperti Kredivo. Gunakan layanan pay later dengan bunga 0 persen ataupun cicilan tanpa kartu dengan bunga 2,95 persen per bulan dan tenor 3/6/12 bulan untuk menjaga cash flow Anda selama pandemi berlangsung.
Ingat, kesadaran untuk menjaga kesehatan dan mengetahui benar-benar bahaya virus ini adalah kunci untuk mengurangi laju penyebaran. Bila Anda tetap egois dan tidak mengindahkan peraturan, Anda bisa menghabiskan tahun 2020 dengan bayang-bayang Virus Covid-19 setiap harinya.
Stay safe, semua! Selalu jaga kesehatan agar tidak terkena berbagai macam penyakit, ya!
Berita Terkait
-
Akibat Ucapan Donald Trump, Sikap FDA pada Hidroksiklorokuin Melunak
-
Terpopuler: Gelombang Kedua Covid-19 di China, Tips Masak Hidangan Lebaran
-
Alhamdulillah, Obat Virus Corona Pertama Diklaim Tersedia Bulan Depan
-
Innalillahi, Dalam 12 Hari Kematian Covid-19 di Brasil Tembus 20.000
-
PBB: Pandemi Covid-19 Membuat Masyarakat Sulit Mengonsumsi Makanan Bergizi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Dominasi Transaksi Digital, Bank Mandiri Dinobatkan sebagai Indonesias Best Transaction Bank 2025
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur