Suara.com - Harga minyak dunia turun ketika produsen terbesar dunia membahas perpanjangan pengurangan produksi dalam pertemuan pekan ini.
Mengutip CNBC, Selasa (1/12/2020) harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari, patokan internasional, ditutup menyusut 59 sen atau 1,2 persen menjadi 47,59 dollar AS per barel.
Kontrak Brent Februari yang lebih aktif diperdagangkan turun 37 sen menjadi 47,88 dollar AS per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Januari, patokan Amerika Serikat, ditutup turun 19 sen atau 0,4 persen menjadi 45,34 dollar AS per barel.
Anggota OPEC mencapai konsensus tentang perlunya memperpanjang pengurangan produksi minyak yang ada selama tiga bulan mulai Januari jika sekutu mereka di kelompok yang lebih luas, OPEC Plus, juga mendukung langkah tersebut, kata sejumlah menteri dan delegasi.
Organisasi Negara Eksportir Minyak, Rusia dan lainnya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, berencana untuk menggelar pertemuan yang lebih luas, setelah diskusi para menteri gagal mencapai konsensus.
Menteri Energi Aljazair Abdelmadjid Attar, pemegang jabatan presiden bergilir OPEC mengatakan, ada konsensus di tingkat OPEC untuk memperpanjang pengurangan pasokan saat ini sebesar 7,7 juta barel per hari selama tiga bulan lagi.
Hingga saat ini, kartel itu berencana untuk memangkas ukuran pemotongan tersebut sebesar 2 juta barel per hari, menambah lebih banyak pasokan ke pasar.
Attar mengatakan, anggota OPEC sedang berupaya untuk meyakinkan Rusia dan sekutu lainnya di OPEC Plus agar mendukung langkah tersebut, tetapi komentarnya itu tidak cukup kuat guna meredakan ketegangan investor.
Baca Juga: Tren Harga Minyak Dunia Terus Naik Seiring Kabar Baik Vaksin Corona
Harga minyak melonjak pada November, melesat lebih dari 25 persen dalam kenaikan bulanan terbesar sejak Mei, karena pengembangan vaksin Covid-19 mendongkrak harapan untuk pemulihan ekonomi yang dapat meningkatkan permintaan bahan bakar.
Goldman Sachs mengatakan lonjakan musim dingin dalam kasus Covid-19 tidak akan mencegah penyeimbangan kembali pasar minyak sebagai akibat dari progres vaksin. Goldman memperkirakan Brent bakal naik menjadi 65 dollar AS per barel pada 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
Terkini
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Neraca Dagang Surplus Terus Selama 64 Bulan, Bank Indonesia : Ekonomi Indonesia Makin Kuat
-
Pergerakan IHSG Hari Ini: Pasar Diuji, Faktor-faktor Ini Mungkin Jadi Penentu
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Subholding Gas Pertamina Integrasikan Energi Bersih dengan Pembangunan Desa Berkelanjutan
-
Hendi Prio Santoso dan Kontroversinya, Pernah Tunjuk Diri Sendiri Jadi Wakil Komisaris
-
Menko Muhaimin Tegaskan Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan, Dengar Aspirasi Pekerja Kreatif di NTT
-
Cek NI PPPK di Mola BKN Terkendala Error? Ini Solusinya
-
Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini
-
IHSG Berbalik Menguat, Cek Daftar Saham yang Cuan Pagi Ini