Suara.com - Pakar Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, ekonomi positif berpotensi berlanjut di kuartal I-2022.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perekonomian nasional akan tumbuh mencapai 5 persen year on year (yoy) pada kuartal IV-2021.
"Potensi berlanjutnya pertumbuhan ekonomi positif di kuartal I-2022 masih terbuka saya kira, hanya saja memang jika dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV-2021, diperkirakan akan lebih rendah," kata Yusuf kepada Antara di Jakarta, Rabu (5/1/2021).
Ia menjelaskan, aktivitas perekonomian di kuartal IV-2021 mulai menggeliat setelah pemerintah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) .Selain itu, momen Natal dan Tahun Baru 2022 serta hari belanja nasional juga turut mendukung.
Namun demikian, konsumsi masyarakat masih akan menjadi penopang pertumbuhan di kuartal I-2022 karena berdasarkan Indeks Kepercayaan Konsumen di November 2021, konsumen semakin optimis terhadap pertumbuhan ekonomi enam bulan ke depan.
"Di sisi lain, beragam bantuan pemerintah yang mulai disalurkan kembali di awal tahun seperti misalnya bansos, akan menjadi pendorong daya beli khususnya kelompok menengah ke bawah," ucapnya.
Yusuf menilai inflasi pada 2022 juga akan lebih tinggi seiring menggeliatnya ekonomi. Di samping itu, beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah seperti kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), kenaikan harga gas, dan tarif cukai juga akan berdampak terhadap inflasi.
Untuk mengendalikan inflasi pemerintah perlu menjaga alur produksi dan distribusi komoditas yang berpotensi menyumbang inflasi tinggi seperti beras, cabai, bawang, dan bahan pokok serta penting lain.
"Di sisi lain, karena inflasi juga berpotensi menekan daya beli masyarakat jika bergerak terlalu tinggi oleh karenanya jaring pengaman sosial menjadi bagian esensial untuk diperhatikan pemerintah, bantuan seperti bantuan sosial dan subsidi harus tersalurkan secara cepat dan tepat," ucapnya.
Baca Juga: Kalbar Alami Inflasi 0,37 Persen Pada Desember 2021
Berita Terkait
-
Insentif Fasilitas Kawasan Berikat, Peluang atau Celah?
-
Ini Wejangan Sri Mulyani ke OJK di Awal Tahun 2022
-
Pelajari Pengertian Indeks Harga, Tujuan, dan Jenis Macamnya
-
Ternyata Ini Alasan Cassandra Angelie Terjun ke Dunia Prostitusi, Lebih Menjanjikan?
-
Kalbar Alami Inflasi 0,37 Persen Pada Desember 2021
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah