Suara.com - Aset Decentraland (MANA) mendapat sentimen cukup positif pada awal tahun 2022 seiring kenaikan harga kripto tersebut. Nilainya bahkan sempat mencapai rekor tertinggi US$5,41 sebelum anjlok 40 persen dan kini berada di US$3.
MANA merupakan aset kripto metaverse yang fokus pada sektor game. Pada awal tahun, MANA berharga US$0,08 lalu meroket mencapai US$5 dalam setahun.
Dibandingkan Bitcoin (BTC) yang memiliki pertumbuhan nilai hanya 22 persen sepanjang tahun, MANA tentu lebih signifikan karena meningkat 323 persen. Namun, dari sisi lainnya, masih patut dipertanyakan tentunya.
Jika melihat secara keseluruhan, MANA jadi kripto kedua dengan pertumbuhan paling signifikan di belakang SAND yang melambung 1.120 persen dalam enam bulan terakhir. Di saat yang sama, AXS meningkat lebih sedikit lagi, hanya 245 persen dalam enam bulan.
Selain itu, ada banyak laporan menyebut, investor lebih banyak merugi saat investasi di MANA. Sedangkan Data IntoTheBlock menunjukkan, 59 persen investor berada dalam posisi untung, sedangkan 30 persen investor dalam posisi rugi setelah membeli MANA. Sekitar 12 persen investor berada di titik balik modal.
Investor kelas kakap atau whale jadi 'pendukung' paling dominan MANA dengan aset mencapai 51 persen dari yang beredar di pasar. Investor hanya memegang aset 28 persen saja dan 20 persen lainnya dikoleksi investor ritel.
Hal ini, sebagaimana dikutip dari Blockchainmedia, bisa menyebabkan ketakutan MANA akan ambruk bila investor-investor besar tersebut mencabut investasi mereka.
MANA sempat dianggap sebagai salah satu aset paling menjanjikan pada tahun lalu sebelum mulai 'longsor hingga cetak rekor harga termurah pada November 2021.
Kabar Samsung yang ingin bermitra dengan Decebtraland dalam proyek dunia virtual mereka, MANA kembali menggeliat meski tak se-antusias dulu.
Baca Juga: Kepala Komunikasi Facebook Hengkang, Ada Apa?
Perusahaan-perusahaan besar yang memasuki sektor metaverse dapat mendorong popularitas MANA menjadi lebih melambung di kalangan investor sebagai token terbaik di sektor metaverse.
Berita Terkait
-
Beda dari Facebook, Apple Tak Berambisi Bangun Metaverse
-
Tencent Berencana Akuisisi Black Shark untuk Kembangkan Metaverse
-
Kumpulan Tips Cara Transaksi Kripto, Pilih Platform yang Tepat
-
Lirik Pasar Kripto, Paypal Segera Rilis StableCoin Bernama Paypal Coin
-
Kepala Komunikasi Facebook Hengkang, Ada Apa?
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
OJK Optimis Kondisi Perbankan Indonesia Meningkat di Tahun 2026
-
Berkah Libur Panjang, Aliran Modal Asing Masuk ke Indonesia Tembus Rp3,98 Triliun
-
SIG dan Agrinas Bakal Garap Pembangunan Koperasi Merah Putih
-
2.263 Pinjol Ilegal Dibasmi! Ini Modus Penagihan Baru Debt Collector yang Harus Anda Waspadai
-
Program MBG: Bukan Pemicu Inflasi, Justru Jadi Mesin Ekonomi Rakyat
-
Pertamina Bawa Pulang Minyak Mentah Hasil Ngebor di Aljazair
-
OJK Beberkan Update Kasus Gagal Bayar P2P Akseleran
-
Relokasi Rampung, PLTG Tanjung Selor Berkapasitas 20 Mw Mulai Beroperasi
-
Pusing! Pedagang Lapor Harga Pangan Melonjak di Nataru, Cabai Rawit Tembus Rp 80.000/Kg
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis