Suara.com - Isu penundaan pemilu yang sedianya dilaksanakan Februari 2024 makin santer terdengar. Tidak hanya di bidang politik, dampak penundaan pemilu terhadap ekonomi juga krusial.
Sejumlah pakar ekonomi menyebutkan penundaan pemilu justru akan mengganggu stabilitas ekonomi dan politik. Hal ini akan mempengaruhi Rate of Economic Growth atau tingkat pertumbuhan ekonomi.
Menurut Investopedia tingkat pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan nilai semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Tingkat pertumbuhan ekonomi digunakan untuk mengukur kesehatan komparatif ekonomi dari waktu ke waktu. Angka-angka biasanya disusun dan dilaporkan setiap kuartal dan tahunan.
Dalam kebanyakan kasus, tingkat pertumbuhan ekonomi mengukur perubahan dalam produk domestik bruto (PDB) suatu negara. Di negara-negara dengan ekonomi yang sangat bergantung pada pendapatan asing, produk nasional bruto (GNP) dapat digunakan. Kemudian, yang terakhir memperhitungkan laba bersih dari investasi asing.
Dampak penundaan pemilu terhadap ekonomi bisa berangkat dari stabilitas politik. Jika pemilu ditunda dan politik terganggu, besar kemungkinan akan menurunkan kesempatan kerja, meningkatkan potensi kemiskinan, juga ketimpangan pendapatan.
Terlebih, alasan ekonomi sebenarnya tidak bisa dijadikan pembenaran atas penundaan pemilu. Sebagai contoh, pemilihan kepala daerah 2020 tetap bisa berjalan di tengah keterpurukan ekonomi dan krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19.
Di sisi lain, seiring dengan terkendalinya pandemi Covid-19, ekonomi juga mulai pulih pada 2022 dan diperkirakan tumbuh semakin baik saat penyelenggaraan pemilu 2024.
Kondisi ini sangat berkebalikan jika disebutkan bahwa stabilitas ekonomi akan terganggu akibat pemilu. Presiden Joko Widodo juga menyebutkan bahwa 2020 merupakan tahun yang tepat untuk menyongsong pemulihan ekonomi.
Baca Juga: Presiden PKS Ahmad Syaikhu Wanti-wanti Kadernya Di DPR: Jangan Terbuai Wacana Penundaan Pemilu!
Jokowi mengatakan, indikator-indikator perekonomian terus menunjukkan perbaikan. Pun dengan sistem keuangan yang tetap terjaga dengan baik.
"Kita memiliki fondasi yang kuat untuk melakukan akselerasi pemulihan. Tahun 2022 akan menjadi momentum," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022, Kamis (20/1/2022).
Meskipun kinerja ekonomi pada sektor riil semakin baik namun Jokowi meminta seluruh pihak tetap waspada dengan perkembangan Covid-19 terutama varian Omicron.
Selain itu, ia juga mengingatkan akan adanya dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian seperti kelangkaan pangan, kelangkaan energi, kelangkaan kontainer, kenaikan inflasi, dan kenaikan harga produsen.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Tag
Berita Terkait
-
Berdayakan Mustahik Petani Pisang, Wapres: Baznas Entaskan Kemiskinan di Desa
-
Apdesi Dukung Jokowi 3 Periode, Refly Harun: Tidak Sekalian Deklarasi Seumur Hidup?
-
Angka Kemiskinan Selama Pandemi Covid-19 di Jember Meningkat Tajam
-
Tagar Percepat Pemilu Berkumandang di Jagat Twitter, Alvin Lie: Tidak Usah Tunggu hingga 2024
-
Presiden PKS Ahmad Syaikhu Wanti-wanti Kadernya Di DPR: Jangan Terbuai Wacana Penundaan Pemilu!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan
-
Emiten Farmasi RI Bangun Pabrik Besar di Australia, Targetkan Jadi Raja Co-Packaging
-
IHSG Berakhir Memerah Imbas Keputusan Suku Bunga The Fed
-
Pembangkit Listrik Utama di Bali Tak Terdampak Banjir Bandang, Tetap Operasi Optimal
-
Menkeu Purbaya Setuju Tambah Bansos Beras 10 Kg Plus Minyak 2 Liter
-
Dibanding Dilebur ke Danantara, Pengamat Sarankan Prabowo Bubarkan Kementerian BUMN
-
Menkeu Purbaya Diingatkan Agar Penindakan Rokok Ilegal Harus Jadi Prioritas
-
Kementerian BUMN Dilebur ke Danantara? Erick Thohir: Saya Tidak Tahu!
-
Kemenhub Gelontorkan Rp 3,7 Triliun Buat Sistem Transportasi Atasi Macet di Medan dan Bandung