Suara.com - Biaya tambang Bitcoin saat ini turun cukup dalam hingga mencapai titik terendah dalam 10 bulan setelah kompetisi yang ketat sejak Mei lalu.
Penambangan Bitcoin sebelumnya sudah turun akibat jumlah penambang yang menurun dan beberapa yang lain mengurangi aktivitas mereka di tengah bearish pasar kripto.
Hal ini juga terlihat dari aksi jual Bitcoin yang dilakukan para penambang hingga 80.000 koin, yang digunakan untuk bertahan hidup dan beroperasi.
Berdasarkan laporan Cointelegraph, salah satu penyebab penurunan biaya menambang Bitcoin yakni penggunaan perangkat keras yang lebih efisien.
Ahli strategi JPMorgan, Nikolaos Panigirtzoglou menyebut, biaya produksi Bitcoin telah turun dari $24.000 menjadi sekitar US$13.000 dalam satu bulan.
“Biaya produksi Bitcoin yang lebih rendah berpotensi mengurangi tekanan jual penambang dan meningkatkan profitabilitas. Namun, ahli strategi masih bearish, menyatakan bahwa penurunan biaya produksi mungkin dianggap negatif untuk prospek harga Bitcoin ke depan,” tulis Bloomberg, dikutip via Blockchain Media.
Tidak hanya itu, sejumlah analis menganggap oenurunan biaya ini sebagai batas bawah kisaran harga kripto utama di bearish pasar kripto.
Analis juga memperkirakan, harga Bitcoin berpotensi kembali turun US$13.000, mengikuti pullback 80 persen lebih seperti di dua pasar bearish sebelumnya. Sementara, saat ini penurunan harga Bitcoin telah di kisaran 70 persen.
Sebagian besar penambang sudah tidak lagi menggunakan penambangan dengan perangkat tua guna mengimbangi kenaikan harga energi,
Baca Juga: Pemerintah Persilakan Perusahaan Asing Investasi Kripto di Indonesia, Asal Utamakan Keamanan
Sementara penyedia data profitabilitas penambangan AsicMinerValue, rig Bitmain Antminer E9 diklaim sebagai salah satu unit paling efisien dan jadi salah satu dasar penurunan biaya menambang.
Menurut laporan Bitinforcharts, profitabilitas penambang berada di titik terendah sejak Oktober 2020, di US$0,095 per hari per TH/s.
Namun demikian, penurunan biaya produksi diharapkan dapat menghentikan penurunan profitabilitas penambang, serta membaliknya menjadi keuntungan yang kian meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
Berita Terkait
-
Waspada Penipuan Undian Website NVIDIA Berkedok Hadiah 50.000 Bitcoin
-
Para Penggemar Kripto Harus Hati-hati Modus Penipuan "Bitcoin" Atas Nama Perusahaan Ternama
-
Dua Survei dan Bendera Beruang Memprediksi Harga Bitcoin Runtuh ke $10K!
-
Investor Kripto Asal Inggris Rugi Rp3,61 Triliun Akibat Ulah Hacker
-
Pemerintah Persilakan Perusahaan Asing Investasi Kripto di Indonesia, Asal Utamakan Keamanan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan