Suara.com - Sebagai penyintas gagal ginjal kronis sejak usia 45 tahun, Munadji merasa sangat terbantu dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pria yang kini sudah menginjak usia 63 tahun ini harus menjalani cuci darah atau Hemodialisa rutin tanpa harus memikirkan biaya.
“Dulu sekitar umur 45 itu saya sudah kena kolesterol, langsung menyebar ke asam urat, terus ke penyakit gula, dari penyakit gula ke jantung, akhirnya ke ginjal. Pada waktu itu awalnya masih bisa teratasi obatnya, terakhir menginjak ke ginjal, obatnya harus cuci darah,” ucapnya.
Sebelum disarankan cuci darah oleh dokter, Munadji sering merasa lemas dan pingsan. Warga Kabupaten Kediri ini sempat putus asa dan pasrah dengan kondisinya. Setelah tiga kali menjalani cuci darah, dirinya baru merasakan nikmatnya hidup.
“Jadi sebelum saya disarankan dokter untuk cuci darah itu saya sudah tidak kuat, kesehatan saya itu selalu lemas, mudah jatuh, mudah pingsan, seperti sudah putus asa, saya pasrah. Kemudian disarankan cuci darah. Cuci darah yang ketiga kalinya saya sudah merasakan nikmatnya hidup, sampai sekarang,” tuturnya.
Seandainya tidak ada JKN, kondisi Munadji mungkin tidak seperti sekarang. Hingga kini Pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) ini masih bisa beraktivitas bersama keluarga. Biaya berobat untuk penyintas gagal ginjal kronis tentu tidak murah. Munadji menyebutkan, untuk cuci darah saja bisa mencapai sekitar Rp 2juta.
“Seumpama kalau saya sakit mulai umur 45 tahun sampai dengan sekarang (tidak pakai JKN) mungkin saya tidak seperti ini, di rumah saya tidak seperti ini. Untuk obatnya kira-kira Rp 300ribu, biaya dokternya itu sekarang Rp 150ribu, paling tidak kalau tidak pakai JKN mungkin Rp 500ribu. Hemodialisanya itu juga tidak bayar. Seandainya bayar, sekalinya cuci darah itu sekitar Rp 2jutaan,” pungkasnya.
Munadji menyimpulkan, program mulia dari Pemerintah ini sangat membantunya selama ini. Kehidupannya terselamatkan hingga saat ini. Dirinya juga merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang didapatkan.
“Kira-kira kalau untuk kehidupan saya (biaya berobat yang tinggi tanpa JKN), mungkin tidak akan seperti ini. Jadi ya kesimpulannya, JKN sangat membantu, pelayanannya sekarang cukup memuaskan, saya tidak pernah kecewa,” ujarnya.
Baca Juga: Kebijakan BPJS Kesehatan Makan Korban Jiwa, Anak Buruh di Cianjur Meninggal Akibat Gizi Buruk
Berita Terkait
-
Terpopuler: Pasien Protes Gegara Operasi Dibatalkan Sepihak Oleh Perawat, Bocah SD Dikeluarkan dari Barisan Gerak Jalan
-
Dukung Bakat Farel Prayoga, BPJS Kesehatan Berikan Perlindungan Melalui Program JKN
-
Viral Pasien Protes Gegara Operasi Dibatalkan Sepihak oleh Perawat, Diduga Akibat Pakai BPJS
-
Kunjungi Blitar, Dirut BPJS Kesehatan Berikan Penghargaan UHC dan Donasi Peserta Menunggak
-
Program Rujuk Balik, Layanan bagi Peserta JKN yang Menderita Penyakit Kronis
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Tak Hanya KPR, BTN Genjot Penyaluran KUR UMKM
-
Perkuat Stok BBM, Pertamina Dirikan Fuel Terminal di Labuan Bajo
-
Setelah Udang, Kini Cengkeh Indonesia Dihantam Radiasi Nuklir Cesium-137, Amerika Blokir Ekspor
-
Vivo dan BP Batal Beli BBM Pertamina, Kini Dipanggil ke Kantor Bahlil
-
Bukti Ketangguhan Pangan Nasional: Ekspor Pertanian Januari-Agustus 2025 Melonjak 38,25 Persen
-
Heran SPBU Swasta Batal Beli BBM Pertamina, Kementerian ESDM: Bensin Shell Juga Mengandung Etanol