Suara.com - Konversi energi dari kompor gas ke kompor listrik yang dicanangkan pemerintah akan menguntungkan beberapa pemilik modal, salah satunya pengusaha Hartono bersaudara, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono.
Perusahaan keluarga Hartono yang diuntungkan dari kebijakan ini adalah PT Hartono Istana Teknologi atau Polytron. Perusahaan alat elektronik ini dikabarkan bakal memproduksi satu juta unit kompor listrik pada 2023 mendatang.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengungkapkan PT Hartono Istana Teknologi merupakan salah satu perusahaan yang akan meningkatkan produksi kompor listrik untuk mendukung program konversi gas ke kompor listrik yang dicanangkan pemerintah. Apalagi kini distribusi gas melon bersubsidi ukuran 3 kg mulai dibatasi.
Dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI Rabu (21/9/2022) Taufiek memaparkan sebenarnya tahun ini Indonesia bisa memproduksi 300.000 unit kompor listrik baru. Nantinya kapasitas itu akan ditingkatkan jika pemerintah telah mengeluarkan spesifikasi khusus mengenai kebutuhan kompor listrik pengganti LPG.
Melansir website resminya, diketahui Polytron berdiri sejak tahun 1975 di Kudus, Jawa Tengah. Produk pertamanya adalah televisi. Kemudian, pada 1984 perusahaan mengeluarkan audio compo.
Hingga saat ini, Polytron terus mengembangkan produknya hingga menghasilkan berbagai macam peralatan elektronik lainnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, Polytron turut andil dalam mengembangkan produk kesehatan dan kendaraan listrik (EV). Hingga kini, Polytron berhasil meraih berbagai penghargaan dan tetap fokus pada research & development untuk mencapai misi dan visinya ke depan.
Nama Hartono bersaudara memang sudah tak asing lagi di dunia industri di Indonesia. Majalah Forbes dalam tajuk Indonesia’s 50 Richest baru-baru ini menobatkan Budi Hartono sebagai orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan USD 38,8 miliar.
Robert Budi Hartono atau Oei Hwie Tjhong adalah putra kedua pendiri perusahaan Djarum Grup Oei Wie Gwan. Dia lahir di Semarang, 28 April 1940.
Baca Juga: Kebijakan Baru! Gas LPG Mulai Ditarik dan Diganti Kompor Listrik
Perjalanan di dunia bisnis dimulai Budi Hartono muda saat dirinya mewarisi perusahaan yang hampir bangkrut di usia 22 tahun dari kedua orang tuanya.
Saat itu Djarum yang berpusat di Kudus mengalami kebakaran hebat dan di tahun yang sama Oei Wie Gwan juga meninggal dunia. Namun, di tangan dia dan sang kakak, Michael Bambang Hartono, perusahaan itu berbalik arah dan sukses menguasai pangsa pasar dalam dan luar negeri.
Amerika serikat menjadi importir terbesar perusahaan rokok ini. Setiap tahun sekitar 48 miliar batang rokok atau sekitar 20 persen dari total produksi nasional diekspor ke Negeri Paman Sam tersebut. Djarum kemudian berkembang menjadi grup bisnis dengan melebarkan sayap di bidang agrobisnis, investasi, media, dan properti, serta teknologi.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Tag
Berita Terkait
-
5 Kompor Listrik Watt Paling Kecil, Hanya 500 Watt Harganya Terjangkau
-
Kelebihan dan Kekurangan Kompor Listrik, Simak Penjelasannya
-
Erick Thohir Sebut Kompor Gas Tidak Akan Langsung Dihapus
-
Erick Thohir Pede Generasi Muda Cocok dengan Kompor Listrik: Tren Hidup Sendiri atau Berpasangan di Apartemen
-
Kebijakan Baru! Gas LPG Mulai Ditarik dan Diganti Kompor Listrik
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Purbaya Bicara Nasib Insentif Mobil Listrik Tahun Depan, Akui Penjualan Menurun di 2025
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra
-
Penggunaan Keuangan Digital Meningkat, Volume Transaksi QRIS Tembus Rp1.092 Triliun
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang
-
Purbaya Pakai Uang Korupsi Sitaan Kejagung Rp 6,6 Triliun buat Tambal Defisit APBN