Suara.com - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan perekonomian domestik maupun global akan menghadapi tantangan berat, terutama dengan adanya ancaman resesi tahun 2023.
Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga pernah mengingatkan hal itu.
Bahlil menyebut tantangan yang membayangi mulai dari geopolitik global yang mempengaruhi rantai pasok hingga kontestasi politik dalam negeri.
"Jadi saya hari ini membaca statement para senior-senior saya, para teman-teman saya yang seolah-olah menganggap bahwa 2023 baik-baik saja," kata Bahlil.
Beberapa waktu yang lalu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menegur Sri Mulyani dan meminta supaya jangan menakuti masyarakat dengan arah ekonomi tahun 2023 yang "gelap."
"Saya tidak mau takabur untuk menuju ke sana," kata Bahlil.
Bahlil sependapat dengan kalangan yang memprediksi pada 2023 akan terjadi perlambatan ekonomi global dan telah terbukti sejumlah negara mengalami resesi. Ada 16 negara yang telah menjadi pasien IMF dan 28 negara antre untuk menjadi pasien IMF.
"Dan kita ke depan akan memasuki tahun politik. Kalau tidak mampu kita kelola dengan baik, bukan tidak mungkin, kita menjadi salah satu bagian yang akan antre pada fase pasien (IMF)," ujar Bahlil.
Beberapa waktu yang lalu, Jusuf Kalla menegur Sri Mulyani.
Baca Juga: Saat Ini Saja Angka Pengangguran Sudah Tinggi, Akankah Resesi Global Pukul Industri di Cimahi?
"Karena itu saya bilang pada Sri Mulyani jangan takut-takut orang tahun depan akan kiamat. Saya telepon jangan begitu, jangan kasih takut semua orang," kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla mengatakan Indonesia negeri yang luas sehingga tidak semua wilayah akan mengalami kondisi krisis, bahkan jika ada krisis sekalipun tetap ada wilayah yang ekonominya tumbuh.
"Ini negeri luas tidak semuanya (krisis), kalau ada masalah, hadapi, kita jangan takut," kata Jusuf Kalla.
Berita Terkait
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Bahlil Bertemu Purbaya, Tagih Pembayaran Kompensasi Listrik dan BBM
-
Jokowi Bohongi Publik? Eks Intelijen Ungkap Drama di Balik Pertemuan dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Bantu Gibran Bangun Papua, Prabowo Tunjuk Eks Jenderal hingga Eks Stafsus Jokowi
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar