Suara.com - Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang belakangan ini terjadi di industri padat karya disebabkan kondisi geopolitik global, sebut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang.
Ketegangan politik yang ia maksud yakni ketegangan antara China dan Taiwan serta negara-negara Eropa yang tengah menghadapi krisis akibat perang Rusia-Ukraina.
"Sektor padat karya kita itu ternyata sangat tergantung 100 persen dari buyer dari luar negeri, karena tidak ada buyer ya selesai, tidak ada mereka, tidak jalan," kata dia, saat ditemui awak media di Bali pada Selasa (15/11/2022).
China dan Taiwan menurut dia adalah mitra strategis Indonesia. Sehingga, saat kedua negara itu bersitegang, hal itu tentu akan mengganggu ekspor dan impor Indonesia. Hal serupa berlaku pula dengan negara-negara Eropa.
"Kenapa pertumbuhan ekonomi kita bagus tapi faktanya banyak PHK, karena sektor padat karya kita tidak dapat order dari negara-negara Eropa, karena mereka masih krisis," ujar dia.
Ia berharap, ketegangan geopolitik antar negara segera mengendur atau bahkan berdamai. Sehingga, pada 2023 nanti investasi ke Indonesia bisa meningkat.
"Kita doakan bersama mudah-mudahan tidak berlanjut (ketegangan China-Taiwan), perang Rusia-Ukraina juga tidak berlanjut. Dan 2023 juga mudah-mudahan stabilitas politik kita tidak gaduh sehingga tidak mengurangi niat investor masuk ke Indonesia," kata Sarman.
Sebelumnya Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan kondisi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja, terlebih setelah datangnya pandemi COVID-19 hingga pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina.
Indonesia sendiri, menurutnya, sudah mendapat pukulan awal sejak adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Tersengat Tingginya Angka Covid-19 di China
"Kondisi geopolitik yang tidak menentu memperparah kondisi ekonomi global. Yang harus kita khawatir sekarang adalah ketegangan geopolitik antara China dan Taiwan," katanya.
Bahlil juga menyebut kondisi yang ada di global menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan yang akhirnya membuat banyak ramalan soal gelapnya ekonomi.
Berita Terkait
-
Ada 25 Perusahaan Bakal Lakukan PHK, Angka Pengangguran di Jawa Barat Bakal Makin Tinggi
-
Dibayangi Ancaman PHK Massal, Disnakertrans Jawa Barat: Kurangi Upah Manajer dan Direktur
-
Bertemu di Bali, Joe Biden dan Xi Jinping Ternyata Sempat 'Panas' Soal Taiwan
-
Disney Hingga Netflix PHK Massal Karyawan, Bisnis Streaming Tak lagi Menjanjikan?
-
Harga Minyak Dunia Anjlok Tersengat Tingginya Angka Covid-19 di China
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
BLT Kesra Cair Berapa Kali Tahun 2025? Ini Update Terkini dari Pemerintah
-
Bank-Pindar Mulai Kolaborasi Suntik Akses Kredit ke UMKM Lewat Teknologi Canggih
-
Intip Bahan Baku dan Pembentukan Energi Terbarukan Biomassa, Apa Merusak Lingkungan?
-
Laba BRMS Diprediksi Melejit, Target Harga Saham Meningkat
-
Biaya Haji Turun, OJK Minta Bank Jemput Bola Jaring Nasabah
-
Jaring Investor AS, MedcoEnergi (MEDC) Resmi Diperdagangkan di OTCQX
-
BUMN Dapen Jamin Transparansi Pengelolaan Dana
-
MNC Bank-Nobu Batal Kawin, OJK: Harapannya Tetap Fokus Target Pertumbuhan
-
BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia
-
Daftar Rincian Diskon Tarif Transportasi untuk Libur Akhir Tahun