Suara.com - “Selamat malam mas,”
Suara seorang pria dengan nada berat khas menyapa sesaat setelah kami tiba di salah satu minimarket tidak jauh dari pabrik pengolahan makanan di kota ini.
Agus Hana, ia adalah satu dari sedemikian banyak pekerja yang merasakan manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan. Sebagai buruh yang bekerja di salah satu pabrik pembuat mie di Kabupaten Demak, Jawa tengah, Hana mengakui dirinya setiap hari harus berurusan dengan mesin yang memiliki risiko cukup besar.
“Biayanya sangat memberatkan saya seandainya waktu itu tidak dicover BPJS,” ujar Hana memulai cerita dirinya mengalami kecelakaan kerja tiga tahun silam.
Peristiwa nahas itu bermula pada awal tahun 2019 silam. Kala itu, ia baru enam bulan bekerja sebagai staf Quality Control di PT Surya Pratista Hutama, sebuah perusahaan manufacturing pengolahan mie di Jawa Tengah. Kabar baik menyapa Hana usai dirinya dinyatakan lolos kualifikasi karyawan dan segera diangkat menjadi pegawai tetap dalam waktu dekat.
Namun, malang tak bisa ditolak, Hana mengalami kecelakaan kerja jelang pengangkatan dirinya jadi karyawan tetap.
“Saat itu saya kurang ingat detailnya, setahu saya, langsung dibawa pakai mobil ke rumah sakit,” ujar dia.
Seperti biasa, Hana yang masuk kerja sore menjelang Maghrib mempersiapkan segala perlengkapan kerja sesuai dengan SOP. Petang itu, ia memulai pekerjaannya dengan penuh semangat usai menerima konfirmasi perusahaan bahwa dirinya tinggal selangkah lagi menjadi pegawai tetap.
Sesekali ia teringat tawa putri kecilnya yang saat itu menginjak usia 1 tahun. Lelah kerjanya senantiasa lenyap setiap kali melihat istri bersama anaknya menyambut ia pulang kerja.
Baca Juga: Simak! Ini 21 Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin BPJS, Salah Satunya Alat dan Obat Kontrasepsi
Bahan mie telah siap. Setelah memastikan semua takaran tepat, Hana lantas bermaksud untuk memeriksa kembali bahan makanan yang berada di gudang menggunakan lift manual yang menyerupai kerangkeng besi tersebut.
“Dua tangan saya terjepit lift, dua tangan. Tiga jari tangan kiri saya patah, telunjuk, tengah dan jari manis,” ujar Hana mengingat masa-masa suram yang menimpa dirinya itu.
Akibatnya, ia harus menjalani operasi berulang hingga kontrol kesehatan secara berkala secara tahunan untuk memastikan jari jemarinya kembali pulih.
“Waktu itu, jari saya dipasang pen selama beberapa bulan,” Hana menimpali sembari memperlihatkan bekas operasi di tangan kirinya.
Hana mengakui operasi adalah hal yang sangat mengerikan di benaknya saat itu. Bukan karena meja operasi atau dokternya, melainkan biaya puluhan juta yang harus ia keluarkan. Padahal, ia bukan berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ia juga memiliki tanggungan istri dan anak yang masih kecil.
“Tabungan gak seberapa. Biaya operasinya lebih dari Rp20 juta. Belum termasuk biaya yang lain, rawat inap, kontrol, pen sampai obat-obatan. Pusing rasanya,” keluh Hana.
Gratis Berkat BPJS Ketenagakerjaan
Beruntung, Hana yang saat mengalami kecelakaan kerja masih berstatus sebagai pegawai kontrak ternyata terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Waktu itu saya sama sekali tidak mengeluarkan uang saat perawatan di rumah sakit mulai dari operasi, rawat inap, obat sampai kontrol itu sepenuhnya di-cover sama BPJS,” kata Hana.
“Alhamdulillah, saya sama sekali tidak mengeluarkan uang sepeserpun,” sambungnya.
Hana mengaku sangat bersyukur dirinya terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan sehingga dirinya tidak perlu meminjam uang ke bank atau bahkan rentenir untuk biaya operasi dan kontrol.
“Seandainya tidak di-cover BPJS, biaya operasinya saja lebih dari Rp20 juta jadi saya sangat bersyukur. Apalagi saya masih karyawan baru, masih punya anak kecil juga,” kata Hana sembari sesekali mengusap sedikit air mata yang mengalir tanpa sadar.
Peristiwa yang ia alami jadi pengingat bagi dirinya dan banyak orang, terutama mereka kaum pekerja yang bekerja dengan risiko kecelakaan tinggi. Bahwa BPJS Ketenagakerjaan adalah salah satu faktor yang wajib dimiliki karena siapapun memiliki risiko saat bekerja.
“Gak cuma kita sebagai buruh. Tapi juga harus inget ada keluarga yang nunggu di rumah. BPJS [Ketenagakerjaan] itu bantu banget, mas,” ucap dia.
Ia berharap, semua perusahaan di semua sektor di Indonesia mendaftarkan pekerja mereka guna memastikan keselamatan mereka.
Malam perlahan merangkak, bulan semakin meninggi. Kami berbincang cukup lama hingga akhirnya Hana pamit karena harus kembali menunaikan tugasnya sebagai tulang punggung keluarga.
Berita Terkait
-
Terdaftar Sebagai Peserta JKN, Mistarhadi Rasakan Pelayanan Kesehatan Berkualitas
-
Kadinkes Kota Tarakan Imbau Peserta Tingkatkan Pemantauan Program Prolanis
-
Cerita Peserta BPJS Kesehatan Manfaatkan JKN untuk Operasi Usus Buntu
-
Pendamping Desa Meninggal saat Bertugas, BPJamsostek Beri Santunan Rp525 Juta
-
Simak! Ini 21 Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin BPJS, Salah Satunya Alat dan Obat Kontrasepsi
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Naik Kelas Bersama BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Ini Tembus Pasar Internasional
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?