Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 yang mencapai 2,35 persen menjadi bukti kuatnya pemulihan ekonomi Indonesia.
Sebab, perintah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 menetapkan batas defisit APBN harus turun lagi di bawah 3 persen per tahun pada 2023. Defisit APBN kini menjadi 2,35 persen sejak 2022.
Dengan demikian, APBN sehat jauh lebih cepat dari yang disyaratkan undang-undang, kata Sri Mulyani, Selasa (11/7/2023), dalam rapat paripurna DPR ke-29 periode 2022-2023, V.
Menkeu menyatakan penerimaan negara tahun 2022 positif Rp 2.635,8 triliun. Nilai tersebut terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp2.034,5 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp595,6 triliun dan subsidi sebesar Rp5,7 triliun.
Bendahara Nasional mengatakan temuan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia pulih dengan sangat kuat.
Perkembangan penerimaan negara sejalan dengan kenaikan pajak dari 9,12 persen pada 2021 menjadi 10,39 persen pada 2022. Ini merupakan nilai tertinggi dalam tujuh tahun.
Melansir Antara, belanja pemerintah tercatat sebesar Rp3.096,3 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah sebesar Rp2.280,0 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp816,2 triliun.
Sri Mulyani mengatakan belanja pemerintah meningkat sebesar Rp309,8 triliun atau 11,12 persen dibandingkan tahun 2021. Hal itu sejalan dengan strategi anggaran pemerintah untuk terus mendukung pemulihan ekonomi dan melindungi ekonomi dan masyarakat dari dampak ketidakpastian ekonomi global.
Selain itu, hal ini melindungi dari gangguan kenaikan harga energi dan pangan serta menjaga pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.
Baca Juga: Sri Mulyani Optimis Pendapatan Negara Tahun Ini Lebihi 100%
Dengan memperhitungkan pendapatan dan belanja negara, defisit anggaran pemerintah tahun 2022 sebesar Rp460,4 triliun atau 2,35 persen dari produk domestik bruto (PDB), jauh lebih rendah dibandingkan defisit anggaran pemerintah tahun 2021 sebesar 4,57 persen.
Tag
Berita Terkait
-
APBN Jadi Faktor Kunci Jaga Ekonomi Negara Selama Pandemi COVID-19
-
Sri Mulyani Lelang Surat Utang Lagi, Targetkan Dana Rp6 Triliun
-
IKN Bisa Mangkrak Karena Belum Ada Investor yang Serius, Kubu Demokrat: Jadi Sejauh Ini Dananya dari APBN?
-
Sri Mulyani Sebut Nasib Rupiah Tahun Ini Tak Mujur
-
Sri Mulyani Optimis Pendapatan Negara Tahun Ini Lebihi 100%
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar
-
Impor Teksil Ilegal Lebih Berbahaya dari Thrifting
-
Kilang Balikpapan Diresmikan 17 Desember, Bahlil Janji Swasembada Energi di 2026
-
Harga Bitcoin Anjlok ke 82.000 Dolar AS, CEO Binance: Tenang, Hanya Taking Profit Biasa
-
6 Fakta Uang Rampasan KPK Dipajang: Ratusan Miliar, Pinjaman Bank?
-
Cara Membuat QRIS untuk UMKM, Ini Syarat yang Harus Dipersiapkan
-
Alasan Menteri Maruarar Sirait Minta SLIK OJK Dihapus atau Pemutihan Pinjol
-
Pesan Bahlil untuk Shell dan Vivo: Walaupun Tidak Menjual Bensin, Kebutuhan Rakyat Tersedia